Soetech Luncurkan Pivot Strategy, Jadi Lebih Scalable

Founder Soetech, Abigail Aryaputra Sudarman
Sumber :
  • Istimewa

VIVA – CV Soedarman Technologies (Soetech), sebagai penjual jasa seputar IT dan design, mulai memperkuat bisnisnya yang tetap melalui consulting, dengan melakukan pivot strategy. Hal ini telah mereka lakukan lebih dari satu tahun terakhir.

Backpacker ke 20 Negara, Siswa IDN Si Jago IT Berbagi Ilmu kepada Mahasiswa di Arab Saudi

Sebelumnya, mereka melakukan jasa seputar teknologi informasi dan amp design dengan cara konvensional yaitu melalui telepon dan WhatsApp. Dalam pengembangan ini, Soetech melakukan cara pemasaran  melalui sales force door to door dan dari networking bisnis. Talentnya juga terbatas dan tidak tetap, juga tergantung ketersediaan.

“Ya, kita menyebutnya talent. Talent itu untuk pegawai kita yang mengerjakan permintaan client mencakup desain, IT, video editing, dan yang lainnya,” kata CEO Soedarman Technologies,  Abigail Aryaputra.

Solusi Prabowo untuk Ekosistem IT: Langsung Bangun Pabrik dan Beasiswa di Bidang STEM

Abigail Aryaputra menyampaikan, Soetech memang menghadapi permasalahan SDM. Perusahaan ini kekurangan working space dan talent yang tidak tetap. Tapi gunga menghadapi tantangan tersebut, Abigail akan mengubah sistem konvesional ini menjadi automated. Karena itu, client akan langsung berhubungan dengan talent.  

“Business model yang sekarang ini tidak scalable,” katanya.

Solusi IT Transportasi Berbasis Teknologi Informasi Tumbuh Pesat

Abigail menambahkan, mereka akan meningkatkan scalability dengan Website automation. Abigail juga mengatakan, Soetech sebenarnya sudah memiliki Website, namun hanya untuk sebatas company profile. Website tersebut nanti akan diubah total dengan menambahkan fitur untuk menghubungkan talent dengan client. Komunikasi ini dapat dilakukan tanpa harus melalui telepon dan melewati sales, client bisa mencari talent di bidang yang mereka perlukan dan menggunakan fasilitas chat di Website untuk berdiskusi.

“Proses pembayaran, penyerahan desain dan revisi akan di track oleh sistem. Dengan sistem automation yang
membuat client bisa one-on-one dengan talent ini, skalabilitas akan meningkat, karena kapasitas hiring kita menjadi tidak terbatas, talent bisa bekerja dari rumah, dan kita bisa melakukan campaign iklan besar-besaran tanpa memikirkan kapasitas yang bisa ditampung perusahaan karena tidak lagi memerlukan komunikasi melalui telepon dan working space. Semua bisa dilakukan via website langsung,” katanya.

Namun, sistem automation seperti ini tentu membutuhkan banyak suntikan dana segar di awal untuk modal investasi. Sistem yang akan dibuat Soetech tergolong website 2.0 dan biaya pembuatannya relatif tinggi dan waktu yang relatif lama.

“Ya, kita masih kekurangan modal investasi, Kita belum tahu berapa akan habis, yang jelas paling tidak kita butuh backend engineer, frontend engineer dan UI/UX. Dan untuk Native appnya (mobile app) kita akan perlu iOS Developer dan Android Developer. Kalau pakai SDM dari internal sih belum memadai, jadi kita akan hiring lagi khusus project ini,” katanya.

CEO Soedarman Technologies (Soetech) Abigail Aryaputra.

Menurut CEO Soetech, walaupun dana yang dibutuhkan diawal cukup besar, tapi menginvestasikan budget untuk sistem baru jauh lebih baik daripada harus meneruskan sistem konvensional yang sekarang digunakan. 

“Nah, sekarang kita bicara efisiensi. Gini, katakanlah kita punya 10 talent, sementara co-working space itu kan per bulan/orang bisa 1,5-2,5 juta. Berarti untuk space mereka saja kita spend 15-25 juta per bulan. Sementara fee talent itu saja nggak seberapa per bulannya. Uang yang tadinya bisa buat mereka (talent) jadi habis duluan untuk
space. Ini kan tidak efisien. Kalau semuanya sudah automated, tentu coworking space ini akan kita gunakan untuk orang orang seperti manager, marketing, dan IT. Sementara talent kita yang jumlahnya akan bertumbuh pesat ini bisa bekerja dari rumah,” katanya. 

Dengan adanya sistem baru ini, tidak hanya menghemat working space, jasa yang ditawarkan juga jadi semakin luas. Awalnya, Soetech hanya menawarkan seputar Design, Video Editing, Music Production, IT Services, dan juga bidang lain. Namun rencana ke depannya akan juga meliputi industri non kreatif seperti Legal Consulting, Business Consulting, Financial Services.

Visi Soetech

Seperti yang kita tahu, Indonesia, di bawah kepemimpiman Presiden Joko Widodo mengandalkan Industri ekonomi kreatif sebagai masa depan Indonesia. Platform baru dari Soetech akan membantu perkembangan tersebut lebih pesat lagi. Dengan sistem baru, platform baru ini nantinya akan dapat menyerap talent tanpa ada syarat tertentu.

Namun yang dibutuhkan nantinya untuk calon talent untuk register dan bekerja di dalam platformnya hanyalah portfolio berupa foto, screenshot atau file lain yang formatnya didukung. Tidak ada lagi persyaratan minimal S1, S2, SMK, SMA, dan lain lain. Anak SD sekali pun bisa bekerja dan menjual jasanya hanya dengan portfolio. Dengan begini, pengangguran dan rakyat miskin yang sebenarnya memiliki potensi dan bakat yang berguna jadi bisa menjadi profesional.

Automation ini bisa mempermudah perusahaan manapun. Soetech dan talent IT-nya juga bersedia membantu automation sistem bagi perusahaan yang ingin melakukannya juga.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya