Logo timesindonesia

Petani Tambak di Lamongan Kesulitan Dapatkan Benih Ikan

Para pekerja di kios benih ikan Mudah Jaya Lamongan, memindahkan benih ikan yang baru datang ke dalam bak penampungan, Kamis (2/1/2020). (FOTO: MFA Rohmatillah/ TIMES Indonesia)
Para pekerja di kios benih ikan Mudah Jaya Lamongan, memindahkan benih ikan yang baru datang ke dalam bak penampungan, Kamis (2/1/2020). (FOTO: MFA Rohmatillah/ TIMES Indonesia)
Sumber :
  • timesindonesia

Ujian bagi petani tambak di Kabupaten Lamongan Jawa Timur belum juga usai. Setelah sebelumnya merasakan kemarau panjang yang membuat waktu tebar ikan harus mundur hingga  empat bulan, kini mereka dihadapkan dengan sulitnya mendapatkan benih ikan.

Bahkan untuk mendapatkan bibit dua jenis ikan itu, petambak harus pesan lebih dulu. Sebab benih yang tersedia sangat terbatas.

"Pesan dulu, dan itupun harus menunggu sampai seminggu kedepan. Harus antri," kata Hambali, juragan ikan Muda Jaya, di jalan Jaksa Agung Suprapto, Kamis (2/1/2020).

Menurut Hambali, situasi tersebut terjadi karena proses pembibitan terkendala. Telur-telur ikan yang baru saja ditetaskan kemudian berubah warna menjadi memutih, hingga akhirnya benih itu mati.

"Saya ada 24 kolam pembibitan, tapi masih belum bisa memenuhi permintaan petani tambak. Pasokan bibit dari Bali juga tidak banyak," tuturnya.

Sementara permintaan bibit vaname dan nener saat ini sedang meningkat, sehingga belum bisa memenuhi permintaan. "Dalam sehari biasanya 800 rean nener. Kalau vaname 600 sampai 700 rean. Permintaannya lebih dari itu," ucap Hambali.

Situasi itu pun membuat harga benih vaname dan nener merangkak naik. Kenaikannya mulai dari Rp 5 ribu hingga Rp 10 ribu perhari. "Nener kemarin Rp 125 ribu. Kalau vaname Rp 135 ribu. Belum tahu besok kalau barangnya datang, bisa jadi naik lagi," kata Hambali.