Logo WARTAEKONOMI

Teknologi Manajemen Fraud, Akses 181 Juta Penduduk Unbanked Lebih Aman

Teknologi Manajemen Fraud, Akses 181 Juta Penduduk Unbanked Lebih Aman. (FOTO: GBG)
Teknologi Manajemen Fraud, Akses 181 Juta Penduduk Unbanked Lebih Aman. (FOTO: GBG)
Sumber :
  • wartaekonomi

Saat fraud atau kecurangan dalam pengajuan kredit masih menjadi masalah utama perbankan dan lembaga atau perusahaan keuangan. Untuk mengatasi masalah tersebut, Bank Indonesia telah memanfaatkan Biro Statistik Lokal, perusahaan telekomunikasi dan penyelenggara e-commerce untuk data, guna memeriksa kredit dan penipuan. 

Meskipun demikian, data masih terus terfragmentasi dan sejauh ini belum dapat diandalkan. Hal itu mengakibatkan banyak pinjaman bermasalah, tingkat persetujuan pinjaman yang rendah, dan kasus penipuan yang marak.

Melihat persoalan tersebut, GBG (AIM:GBG), perusahaan teknologi global dalam manajemen fraud dan compliance, verifikasi identitas, dan intelijen data berbasis lokasi, menjalin kemitraan teknologi dengan CredoLab, pengembang teknologi skor digital untuk bank, berdasarkan metadata dari ponsel yang telah melalui proses izin pengguna, untuk menilai kelayakan kredit dengan mudah.

Bank Danamon Tawarkan ORI 017, Kupon Tetap 6,40% Per Tahun 

Dengan daya jangkauan luas ke setiap orang di Indonesia, termasuk yang tidak memiliki rekening bank, dan yang tidak memiliki riwayat kredit (unbanked population), kemitraan tersebut diyakini akan membantu bank konvensional dan bank digital memanfaatkan jejak digital ponsel dalam memproses aplikasi perbankan dan kredit yang diajukan konsumen, terutama menyediakan akses keuangan bagi para konsumen yang selama ini belum tersentuh layanan bank dan kredit (unbanked), termasuk para pekerja paruh waktu.

June Lee, Managing Director GBG Asia Pasifik, mengungkapkan, dari hampir 400 juta orang dewasa di Asia Tenggara yang masuk kualifikasi untuk mendapat layanan perbankan dan kredit, hanya 104 juta (sekitar 26%) yang sepenuhnya memiliki akses ke bank atau dapat menikmati akses penuh ke layanan keuangan.

Di sisi lain, 98 juta lainnya adalah masyarakat underbanked (punya rekening bank, tetapi tidak punya akses ke kredit, investasi, dan asuransi). Sementara 198 juta (sekitar 49%) tetap unbanked atau sama sekali tidak memiliki rekening bank.