Sumber :
- Reuters
VIVA.co.id
- Hanya dua hari sebelum upacara pembukaan Olimpiade Rio 2016, pada Jumat 5 Agustus 2016, Kementerian Hukum Brasil memutus kontrak dengan perusahaan jasa keamanan, Artel. Mereka dinilai tidak berkompeten untuk menjaga keamanan Olimpiade, dan kini dibebaskan dari tugas.
Dilansir dari
Reuters
pada Rabu 3 Agustus 2016, Menteri Hukum Alexandre Moraes, mengatakan anggota pasukan federal ditambah pensiunan polisi, akan membentuk satuan pengamanan terdiri dari 3.000 orang. Itu untuk memeriksa calon penonton dan mengoperasikan pendeteksi metal di stadion.
Artel dianggap tidak bertanggung jawab, karena semestinya merekrut 3.400 petugas keamanan. Namun, kurang dari sepekan sebelum upacaya pembukaan, mereka baru merekrut 500 personel.
"Perusahaan itu akan didenda," kata Moraes, bersikeras bahwa kasus itu tidak akan mengganggu pelaksanaan Olimpiade.
Moraes mengatakan kekhawatiran keamanan utama adalah kejahatan terhadap pengunjung. Namun, potensi ancaman teror meningkat, setelah Brasil menangkap beberapa anggota militan ISIS, pekan lalu. Mereka berencana untuk melakukan serangan, saat digelarnya Olimpiade.
Menurut laporan PBB, Brasil memiliki catatan kasus pembunuhan tertinggi di dunia, dengan kejahatan di Rio meningkat signifikan setelah resesi yang menyebabkan banyak pengangguran. Jutaan warga Brasil telah memprotes pemerintah mereka, karena terus menggelar event internasional seperti Piala Dunia 2014 dan Olimpiade 2016.
Mereka kecewa, karena berbagai event olahraga itu menghabiskan banyak dana, yang semestinya bisa digunakan untuk membangun pemukiman kumuh di Brasil. (one)
Halaman Selanjutnya
Menurut laporan PBB, Brasil memiliki catatan kasus pembunuhan tertinggi di dunia, dengan kejahatan di Rio meningkat signifikan setelah resesi yang menyebabkan banyak pengangguran. Jutaan warga Brasil telah memprotes pemerintah mereka, karena terus menggelar event internasional seperti Piala Dunia 2014 dan Olimpiade 2016.