Schumacher Tak Mau Jadi Boss Ferrari

VIVAnews - Juara dunia tujuh kali, Michael Schumacher tengah dikutuk banyak pihak karena menolak jadi salah satu petinggi tim Ferrari.

Kata Wapres Ma’ruf Amin Jumlah Kementerian Saat Ini Sudah Ideal

Pasalnya pria Jerman itu menganggap pekerjaan tersebut sangatlah menyita waktu. Apalagi pekerjaan tersebut harus dilakukan di belakang meja. Sesuatu yang membuat Schumacher merinding karenanya.

"Saya lihat pekerjaan ini membuat kita duduk di belakang meja selama berhari-hari, bahkan di akhir pekan hingga larut malam," ujar Schumi seperti dilansir The Daily Star, Senin 16 Februari 2009.

"Saya berkata pada diri sendiri, apakah ini yang saya inginkan? Jawabannya mudah, tidak sama sekali," tambahnya.

Schumi memang baru saja ditunjuk bos Luca Montezemolo sebagai penanggung jawab Ferrari di ajang Grand Prix menggantikan Jean Todt.

Selain mendapat kehormatan sebagai otak kesuksesan Ferrari di ajang Formula 1, Schumi juga ditawari gaji 5 juta Poundsterling per tahunnya (Rp 84 miliar lebih). Tapi dengan segala hormat, Schumi mengaku tak butuh pekerjaan seperti itu.

Kembangkan Kampung Wisata Ulos, Taspen Diapresiasi Wapres Ma'ruf

Meski begitu, pria 31 tahun ini mengaku tetap segan dengan Todt sebagai mantan pemangku jabatan bergengsi itu.

"Saya lihat betapa berdedikasinya Jean dalam pekerjaan ini. Sama seperti yang saya lakukan bersama mobil Ferrari," ujar Schumi

Tapi yang namanya keputusan pasti ada yang pro dan kontra. Salah satu pihak yang memilih mengutuk keputusan Schumi adalah supremo F1, Bernie Ecclestone.

"Ini seperti David Beckham menolak melatih Manchester United," ujar Ecclestone.

Tanggapi Isu Prabowo Bakal Punya 40 Menteri, Ganjar Ingatkan Buruknya "Politik Akomodasi"

Schumi sendiri saat ini terlihat bahagia dengan posisinya sebagai pembalap tes Ferrari di divisi Pengembangan Mobil. Ia kini juga tengah gandrung menjajal balap motor.

Gedung KPK (Foto Ilustrasi)

Periksa Dirut PT Taspen Nonaktif, KPK Bocorkan Statusnya Sudah Tersangka

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) hari ini memanggil Direktur Utama nonaktif PT Taspen (persero) Antonius N. S. Kosasih soal dugaan kasus korupsi investasi fiktif.

img_title
VIVA.co.id
7 Mei 2024