Kontroversi Team Order F1 dan Insiden Rossi Vs Marquez

Reaksi Valetino Rossi usai Marc Marquez terjatuh di GP Malaysia
Sumber :
  • crash.net
VIVA.co.id
Rossi Tak Sabar Ambil Alih Puncak Klasemen dari Marquez
- Perintah atau pengaturan tim telah menjadi bagian dari Formula 1, sejak dimulainya kejuaraan dunia pertama jet darat itu pada 1950. Ketika itu, lumrah jika ada pembalap yang mengalah, demi kemenangan rekan satu timnya.

Marquez Dipaksa Beradaptasi dengan Cepat di MotoGP Austria

Dilansir dari
Menjadi Favorit Juara, Marquez Enggan Sesumbar
bleacherreport , Selasa, 27 Oktober 2015, Juan Manuel Fangio mendapat keuntungan dari praktik itu. Tiga kali dalam tujuh pertandingan, dalam prosesnya menjadi juara pada 1956. Tidak ada yang menganggapnya aneh.

Balap F1 berkembang pada 1960an, 1970an, 1980an dan 1990an. Tim terus memperlihatkan dukungan terbuka pada salah satu pembalap atas pembalap lainnya, dan tidak ada yang keberatan atau memprotesnya.


Seiring berjalannya waktu, penggemar dunia balap berubah perspektif. Mereka menganggap perintah tim sebagai hal yang tidak adil, dikaitkan dengan persoalan sportifitas. Tapi, perdebatan masih terus berlangsung.


Apalagi, F1 termasuk olahraga tim, sehingga masuk akal apabila dua pembalap bekerjasama untuk kejayaan tim. Jika tidak dapat sama-sama menang, mereka bisa saling bantu untuk membuat salah satu rekannya jadi pemenang.


Teknologi semakin maju. Internet dan media sosial berkembang. Suara suporter menjadi lebih keras dan istilah "team order" atau perintah tim menjadi kalimat yang haram diucapkan, apalagi dilaksanakan.


Salah satu kontroversi perintah tim dalam F1, adalah saat David Coulthard memperlambat laju mobilnya dalam Grand Prix Australia 1998. Dia melakukan itu, demi memberi kemenangan pada rekannya dari tim McLaren Mercedes, Mika Hakkinen.


Para pecinta F1 menganggap insiden itu sebagai manipulasi. Kontroversi berikutnya terjadi pada Grand Prix Austria 2002, melibatkan legenda F1, Michael Schumacher, dan rekan satu timnya Rubens Barrichello.


Saat itu, mungkin salah satu balapan terhebat Barrichello. Pembalap Ferrari asal Brasil itu membuat start bagus dan memimpin lomba, dibuntuti oleh Ralf Schumacher dari tim Williams, dan Michael Schumacher di posisi 3.


Hasil pekerjaan di balik layar, Schumacher finis sebagai juara, berada di posisi terdepan saat persimpangan terakhir. Barrichello mengalah dalam balapan, di mana dia bisa mencatatkan kemenangan pertamanya musim itu.


Saat Grand Prix Singapura 2008, pembalap Renault, Fernando Alonso, berjuang dari posisi 15 karena adanya persoalan mekanis, dan sukses naik ke posisi 11 pada lap ke-12. Rekan satu timnya, Nelson Piquet ada di posisi 8.


Dua lap kemudian Piquet mengalami tabrakan berat, menyebabkan keluarnya safety car. Pada 2008, keluarnya safety car membuat jalur balap ditutup, hingga semua mobil berbaris di belakangnya. Skenario sempurna bagi Alonso.


Situasi itu membuat dia bagai memulai lagi lomba dari awal. Hasilnya luar biasa, karena Alonso menjadi pemenang balapan. Satu tahu kemudian Piquet buka suara, bahwa kecelakaannya adalah hasil dari perintah tim Renault.


Hasil penyelidikan otoritas balap F1 (FIA), memutuskan untuk menjatuhkan hukuman bagi prinsipal tim Renault, Flavio Briatore. Dia seumur hidup dilarang terlibat dalam dunia F1.


Soal insiden antara Valentino Rossi dan Marc Marquez, dalam balap MotoGP di Sepang, Malaysia, direktur pengawas balap MotoGP, Mike Webb, mengatakan, Marquez memang berusaha memprovokasi Rossi.


Ada dugaan Marquez sengaja jatuh, asal dapat membuat Rossi memperoleh hukuman dan gagal menjadi juara dunia. Tapi, menurut Webb tidak ada regulasi, yang melarang pembalap Honda itu melakukannya.


Berkaca dari beberapa kontroversi dalam balap F1, terutama kasus Alonso dan Piquet, Webb mungkin harus berpikir kembali soal sportifitas dalam balap MotoGP. Belum ada larangan bukan berarti pantas untuk dilakukan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya