Keren, Pria Subang Jadi Manajer Tim Balap Serbia di TDI

Tour de Indonesia 2018
Sumber :
  • VIVA/Raditya Ardiansyah

VIVA – Ada 11 tim kontinental yang ikut serta di ajang Tour de Indonesia 2018. Salah satunya adalah Tim asal Serbia, Java Partizan Pro Cycling Team. Ada yang unik dari tim ini. Ya, manajer tim Negeri Balkan adalah seorang pria asal Indonesia.

Tour de Indonesia 2018, Ini Catatan Ketum ISSI

Dia adalah Andri Rosadi. Andri adalah pria kelahiran Subang, Jawa Barat. Andri, biasa ia disapa, ternyata sudah hampir enam tahun menangani Java Partizan. Pernah jadi atlet balap sepeda pro-tour, Andri sudah banyak makan asam garam dunia balap sepeda.

Mengapa Andri bisa menjabat posisi manajer Java Partizan, VIVA mencoba menanyakannya. Andri akhirnya mau bercerita. Tepatnya di tahun 2012, Andri ditawari memegang sebuah tim. Ternyata, yang menawarinya pekerjaan ini adalah mantan rekan satu tim saat masih aktif sebagai atlet balap sepeda.

Daftar Juara Tour de Indonesia 2018

"Awalnya itu tahun 2012. Temen saya yang orang Jerman, dulu satu tim sama saya, nawarin saya. Dia bilang sama saya, 'Kamu mau enggak pegang tim?' Akhirnya saya coba dan akhirnya ya sampai sekarang," kata Andri kepada VIVA.

"Jadi manajer tim sepeda ya gampang-gampang susah. Karena saya juga bekas pembalap (sepeda) jadi ada link yang lumayan lah. Intinya sih mau mengembangkan diri, mau maju. Jadi, kita bisa menjawab tantangan yang dikasih sama kita," ujar Andri.

Pembalap Thailand Kuasai Etape 4 Tour de Indonesia 2018

Selain itu, Andri juga memberikan pandangannya terhadap perkembangan balap sepeda professional tanah air. Menurutnya, balap sepeda bisa jadi profesi. Andri juga tak setuju jika dikatakan balap sepeda adalah olahraga yang kurang populer. 

Andri berpandangan, orang-orang Indonesia yang membuat balap sepeda itu sendiri tidak populer. Banyak pihak yang membuat balap sepeda seperti "anak tiri" sehingga jarang yang mau menggantungkan hidup di balap sepeda.

"Saya enggak setuju kalau dibilangin balap sepeda tidak populer. Orang Kita saja yang enggak mau mempopulerkan dan menganggap rendah. Jadi hasilnya (balap sepeda) dibilang enggal populer," kata Andri melanjutkan.

"Saya misalnya. Saya dapat €80 (Rp1,3 juta) per hari, bukan per bulan. Makanya saya bisa bilang, balap sepeda bisa jadi pilihan hidup, profesi, jadi tempat cari uang. Tinggal kita, mau dan berani enggak menggantungkan hidup di situ," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya