- instagram.com/mayaindri_17/
VIVA – Pevoli putri Kazakhstan, Sabina Altynbekova, sempat membuat dunia heboh dan menjadi perbincangan para pencinta olahraga. Parasnya yang cantik membuat kaum Adam tersihir dengan pesonanya.
Nama Sabina pun kian melejit, namun bukan karena aksinya di atas lapangan tapi dari rona indah wajah anggunnya. Kabar tentang Sabina pun tak pernah absen jadi santapan publik.
Sebenarnya, bukan cuma Sabina atlet bola voli putri dengan paras cantin nan memesona. Indonesia juga memiliki sejumlah atlet bola voli putri dengan kecantikan yang membuat kaum pria takkan puas memandangnya.
Berikut 3 atlet bola voli putri Indonesia dengan paras cantik yang dirangkum dari berbagai sumber:
1. Maya Kurnia Indri
Si cantik ini diharapkan bisa menjadi magnet baru bagi pentas voli Indonesia, terutama untuk klub Jakarta Elektrik PLN. Gadis berusia 24 tahun tersebut, yang ternyata hobi menonton olahraga keras UFC (Ultimate Fighting Championship), sudah kembali aktif setelah sempat istirahat lama akibat cedera lutut pada Livoli 2015.
Elektrik PLN merekrutnya untuk menambal lubang di klub tersebut setelah ditinggal Yolla Yuliana, yang angkat kaki pada awal 2017 karena ingin fokus melanjutkan studi.
2. Pungky Afriecia
Si cantik kelahiran Bandung ini sempat absen dalam Proliga 2015 setelah sempat memperkuat Valeria Papua Barat pada Proliga 2014. Namanya sempat menjadi pembicaraan ketika merajut kisah cinta dengan eks striker Persib Bandung, Yandi Sofyan Munawar.
Dengan tinggi 180 sentimeter, wajar bila Pungky termasuk wanita jago gebuk bola. Wanita 23 tahun tersebut saat ini menjadi bagian dari Jakarta Elektrik PLN.
3. Yolla Yuliana
Tak hanya penampilannya yang atletis, atlet kelahiran Bandung 16 Mei 1994 itu memiliki wajah cantik layaknya seorang model. Dengan tinggi 180 sentimeter, pemilik tato di dada “Dream, Believe and Make it Happen” itu pasti menjadi idola, terutama kaum lelaki.
Bukan cuma bermodal cantik, di arena voli dia mengukir prestasi untuk timnas voli Indonesia dengan meraih medali perunggu SEA Games 2013 dan mengulang torehan serupa pada 2015 sebelum meraih medali perak pada 2017. (one)
