Hasil Minim di Test Event Asian Games, Tinju Wajib Berbenah

Petinju Indonesia, Grece Savon Simangunsong (kanan)
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

VIVA – Hasil tak memuaskan harus diraih kontingen tinju Indonesia di ajang Test Event Asian Games 2018. Menurunkan 10 atlet, kontingen tinju Indonesia hanya mampu meraih 2 medali perak. Minimnya pengalaman membuat mental bertanding para petinju Indonesia sangat minim.

Kritik untuk Pelaksanaan Munas Pengurus Besar Taekwondo Indonesia

Sepanjang empat hari gelaran Test Event Asian Games 2018 cabang olahraga tinju, Indonesia hanya mampu mengirim dua wakilnya di partai final. Adalah Mario Blasius Kali dan Grece Savon Simangunsong, dua petinju Indonesia yang berhasil lolos ke partai final. 

Sayang, keduanya harus mengubur mimpi mempersembahkan medali emas di ajang ini. Mario yang turun di kelas terbang light 46-49 kilogram, harus mengakui keunggulan petinju India, Shyam Kumar Kakara. Sementara itu, Savon yang jadi andalan terakhir Indonesia juga kandas.

Eunhyuk Super Junior: Banyak Memori Indah Terukir di Indonesia

Turun di kelas welter 69 kg, petinju asal Rantau Prapat, Sumatera Utara itu takluk dari wakil Thailand, Shaylom Ardee. Pasca kekalahan Savon, Indonesia memastikan hanya mampu meraih dua medali perak di ajang ini.

Hasil tak maksimal harus segera dibenahi. Sebab, Asian Games 2018 sudah tinggal menghitung hari. Jika tidak segera dibenahi, bukan tak mungkin tinju bisa gagal total di Asian Games nanti.

Ketika Sambo Tinggalkan Jejak di Jakarta dan Palembang

Hasil tak maksimal sebelumnya disebut pelatih Timnas Tinju Indonesia, Ady Swandana, adalah buah dari kurangnya latih tanding dengan lawan yang tangguh. Selain itu, minimnya kesempatan para petinju try out di luar negeri, membuat para wakil Indonesia minim pengalaman juga.

"Kondisi anak-anak sebenarnya bagus. Tapi, petinju kita ini sangat kurang dari segi mental. Kurangnya try out dan latihan dengan lawan yang kuat, membuat petinju kita kurang mental bertanding ya,” ujar Ady kepada wartawan.

"Kami kekurangan lawan latih tanding. Kami juga kesulitan untuk bisa mendapat lawan tanding yang hebat. Kami juga minim try out, jadi ya kami coba maksimalkan yang kami bisa. Kami butuh lawan latih tanding yang tangguh, untuk mengasah mental, sikap di atas ring, dan nalar dalam bertarung. Kalau latih tanding dengan lawan yang seadanya, ya hasilnya seadanya juga," katanya.

Hal serupa juga dikatakan Savon. Petinju berusia 20 tahun yang juga putra petinju legendaris Indonesia, Hendrik Simangunsong, merasa ia masih sangat kurang persiapan menuju Asian Games. Savon memang sudah "pede" dengan kondisi fisiknya. Namun demikian, pengalaman bertanding dengan lawan yang lebih tangguh disebutnya sangat minim.

Savon juga menginginkan try out ke luar negeri untuk meningkatkan kemampuannya. Tak segan, Savon ingin pergi ke Uzbekistan atau Kazakhstan, negara yang dinilainya punya fasilitas dan petinju-petinju tangguh.

"Saya rasa fisik saya sudah cukup untuk bertanding. Tapi saya butuh try out lebih sering, try out ke luar (negeri), atau sering mengikuti pertandingan, dan bukan banyak bertanding dengan rekan saya di pelatnas," kata Savon.

"Kalau menurut saya masih jauh, masih sangat kurang. Kalau bisa (try out) ke luar negeri. (Negara mana yang ingin jadi tempat try out?) kalau bisa ke Kazakhstan, atau Uzbekistan. Di sana dunia tinjunya bagus," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya