- VIVA.co.id / Muhammad Nurhendra Saputra
VIVA - Cabang olahraga tinju punya tempat tersendiri di hati publik Tanah Air. Sebagai cabang yang populer dengan masyarakat Indonesia, tentunya harapan akan gemilangnya prestasi di atas ring.
Nama-nama legendaris seperti Ellyas Pical, Nico Thomas, Ajib Albarado dan M Rahman pastinya sudah populer sebagai juara dunia tinju dari Indonesia.
Sayangnya, berkilaunya torehan para petinju Merah Putih di level profesional, sedikit bertolak belakang dengan di jajaran amatir. Dan ajang pesta olahraga bangsa Asia, Asian Games jadi panggung yang dinantikan bagi para petinju amatir nasional.
Lantas seperti apa prediksi dari persaingan arena tinju di gelaran Asian Games 2018? Pandangan pun muncul dari ikon petinju Indonesia, Chris John.
"Saya pikir makin hari makin baik tinju amatir kita. Tapi memang untuk persaingan di pentas Asian Games itu agak berat, mengingat negara pecahan Uni Soviet pun ada di dalamnya," ungkap Chris John kepada VIVA.
“Uzbekistan, Kazakhstan, Iran jelas jadi ancaman besar di beberapa kelas yang atas. Tapi di kelas-kelas ringan pun pasti ada Thailand, Jepang dan Korsel, tapi peluang Indonesia masih terbuka di kelas ini. Dengan status tuan rumah, ini harus diambil sebagai keuntungan bagi tim kita," kata juara dunia kelas bulu WBF 2003-2013 itu.
Sepanjang sejarah berkiprah di Asian Games, skuat tinju Merah Putih hanya mampu mengoleksi 3 medali emas atas nama Wiem Gomies (1970 & 1978) serta Pino Bahari (1990) yang semuanya mendulang dari kelas 75 kilogram. (ase)