Terorisme Ancam Asian Games 2018

Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Irwandi Arsyad

VIVA – Terorisme masih menjadi bahaya nyata untuk Indonesia. Berkali-kali teror mengerikan terjadi di Tanah Air dan didalangi oleh oknum tak bertanggung jawab. Tentu saja, terorisme jadi ancaman serius buat multievent olahraga, Asia Games 2018, yang akan digelar dua kota besar, Jakarta dan Palembang.

Kisah Inspiratif Jonatan Christie, Atlet Bulutangkis yang Bangun Masjid dari Dana Bonus Asian Games

Tak ada yang berani menyebut terorisme sudah hilang dari bumi Indonesia, bahkan Polri sekali pun. Meski mampu menangkap dan mengeksekusi mati beberapa tokohnya, Polri juga tak bisa menjamin paham terorisme hilang dari Indonesia.

Termasuk Asian Games 2018, terorisme bisa jadi ancaman serius. Ancaman terorisme untuk Asian Games 2018, dikatakan langsung oleh Kapolri, Jenderal Pol. Tito Karnavian. Menurut Tito, terorisme masih jadi ancaman nomor satu buat Asian Games.

Kritik untuk Pelaksanaan Munas Pengurus Besar Taekwondo Indonesia

Oleh sebab itu, Polri sudah mulai bergerak sejak dini untuk menanggulangi bahaya terorisme. Disebut Tito, Polri sudah mencari banyak informasi dari beberapa pihak eksternal, termasuk dari negara-negara merah.

"Ancaman utama memang terorisme. Tapi, sekarang kami sudah bergerak untuk mengondisikan ancaman ini. Kami juga sudah bekerja sama dengan beberapa pihak, termasuk negara-negara yang memunculkan potensi terorisme. Ada Myanmar misalnya, lalu Korea Utara, dan beberapa negara Timur Tengah," kata Tito kepada wartawan, Rabu, 2 Mei 2018.

Eunhyuk Super Junior: Banyak Memori Indah Terukir di Indonesia

Presiden Joko Widodo dan Kapolri Tito Karnavian

Sebagai tuan rumah, faktor keamanan untuk para pendatang ternyata sudah dipikirkan dengan matang oleh Polri. Diungkap Tito, nantinya akan ada Operasi Waskita, yang berfungsi untuk mengamankan para kepala negara atau perwakilan kelapa negara yang akan hadir.

"Kami sudah biasa mengamankan event sekelas ini. Yang akan jadi atensi kami juga adalah pihak asing seperti kepala negara yang akan datang, atau menteri yang mewakili kepala negara. Kami akan menggelar Operasi Waskita, untuk mengamankan kepala negara atau menteri yang mewakili kepala negara," ucap Tito. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya