Jangan Sampai Polusi Jadi Kambing Hitam di Asian Games 2018

Warga berjalan di samping display promosi Asian Games 2018 di Jakarta.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

VIVA – Masalah polusi udara menjadi salah satu perhatian khusus di Asian Games 2018. INASGOC, selaku panitia penyelenggara, harus menyusun formula agar venue-venue pertandingan bebas dari polusi.

Kisah Inspiratif Jonatan Christie, Atlet Bulutangkis yang Bangun Masjid dari Dana Bonus Asian Games

Jakarta, sebagai kota metropolitan, selalu bermasalah dengan polusi. Debu hingga asap dari kendaraan, kerap kali membuat warga jengkel.

Saat bertanding, jangan sampai debu, asap, atau zat lain yang bisa menimbulkan polusi menghampiri venue pertandingan Asian Games.

Kritik untuk Pelaksanaan Munas Pengurus Besar Taekwondo Indonesia

Itu disebabkan, debu atau asap bisa saja mengganggu sistem pernapasan atlet dan berdampak pada kinerjanya di atas lapangan.

Maka dari itu, Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek akan fokus memantau kualitas udara di sekitar venue-venue pertandingan Asian Games. Kadar karbon dioksida (CO2) menjadi indikator utama bagi BPTJ untuk mengatasi masalah polusi udara.

Eunhyuk Super Junior: Banyak Memori Indah Terukir di Indonesia

"Jangan sampai ada negara yang gagal raih medali emas, karena kadar CO2 di venue tinggi. Hal itu, sangat diwanti-wanti panitia," ujar Kepala BPTJ, Bambang Prihartono, dalam diskusi persiapan aspek transportasi Asian Games di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Selasa 26 Juni 2018.

Berbagai skema sebenarnya sudah disusun, demi mengurangi polusi di sekitar venue. Seperti sterilisasi kawasan Gelora Bung Karno dari kendaraan bermotor.

Nantinya, dalam radius tertentu kawasan GBK tidak boleh dilalui oleh kendaraan bermotor. Hanya kendaraan milik Presiden saja yang boleh masuk ke dalam.

"Kendaraan atlet juga di luar. Semua masuk dengan jalan kaki," ujar Kepala Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI, Andri Yansyah.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya