Cabang Olahraga Berkuda Siap Berbenah Usai Asian Games 2018

Atlet berkuda Indonesia, Larasati Gading
Sumber :
  • Dokumentasi INASGOC

VIVA – Ketua Umum Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia (PORDASI), Eddy Saddak, mengaku tidak resah dengan prestasi para atletnya di Asian Games 2018. Menurut Eddy, tim berkuda Indonesia sudah mengalami banyak peningkatkan.

Kisah Inspiratif Jonatan Christie, Atlet Bulutangkis yang Bangun Masjid dari Dana Bonus Asian Games

"Memang, kalau saya lihat, sudah banyak kemajuan di tim. Jepang yang turun dengan tim Olimpiade saja cuma unggul dua persen dari kami. Artinya, kami sudah sampai di level itu. Tinggal diteruskan apa yang sudah dilakukan sejauh ini. Seperti Ibu Laras (Larasati Gading) yang harus ganti kuda, karena kuda yang biasa dipakai waktu Asian Games 2014 sudah meninggal," kata Eddy, kepada wartawan.

"Dengan adanya tiga junior sekarang yang masuk tim elite, dipadukan dengan Ibu Laras, skornya jadi cukup baik. Ke depannya tinggal dilanjutkan saja," sambungnya.

3 Olahraga yang Disunnahkan Rasulullah Berikut Manfaatnya untuk Tubuh

Mengenai persiapan yang singkat jelang Asian Games, Eddy menjelaskan bahwa hal tersebut menjadi masalah bagi tim berkuda Indonesia. Khusus untuk kuda baru Larasati yang datang pada Juni 2018, dia menyebut hal itu mengganggu mengganggu performa Larasati. Jika diberikan waktu lebih lama, seperti tiga atau empat bulan lebih banyak, Larasati mungkin bisa memberikan hasil yang lebih baik.

Namun, Eddy menolak jika disebut Indonesia kesulitan untuk membeli kuda. Memang Pordasi saat ini belum punya kuda sendiri. Akan tetapi, Eddy menegaskan bahwa status Indonesia yang sudah masuk anggota G20 sekarang, tidak bakal kesulitan untuk mencari kuda dari luar negeri, meski dalam status sewa.

Atlet Muda Berkuda Asal Sumut Boyong 3 Gelar di Jumping Master 2024

"Indonesia masuk G20, ya tentunya cukuplah untuk beli kuda. Kalau pas tahun 80-an, mungkin sulit. Tapi, kami kan sudah masuk G20. Masa iya, ga bisa beli kuda? Tapi, memang untuk sementara sewa. Habis ini, kami mau beli atau bagaimana tergantung ke depannya. Nanti tinggal deal sama yang punyanya saja," ujar Eddy.

Lebih lanjutn Eddy membeberkan tentang target-target besar PORDASI ke depannya. Selain akan mencoba meraih medali emas di ajang SEA Games 2019 dan di ajang Asian Games 2022, PORDASI juga akan bekerja sama dengan pemerintah agar Jakarta International Equestrian Park (JIEP) menjadi tempat penyelenggaraan turnamen berkuda dengan skala internasional.

"Equestrian Park ini memang pemiliknya PT Pulomas Jaya. Nah, tinggal nanti kerja sama dengan PORDASI untuk bisa bikin ini jadi tempat event internasional. Tidak perlu sering, mungkin cukup tiga tahun sekali. Sebab, kalau sudah seperti ini, jangan sampai seperti di tempat lain yang selesai games, terus terbengkalai, kan jadi sayang," ungkapnya.

"Kami juga sudah koordinasi (dengan Federasi Berkuda Asia) karena kebetulan saya wakil presiden di Asia, sehingga nanti bisa ada program-program dari Equestrian Federation yang lewat sini. Kalau sudah begitu, tempat ini akan selalu dipakai untuk pertandingan internasional," tuturnya. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya