Erick Thohir Komentari Insiden Wakil Ketua KPK Diusir di Asian Games

Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Laode Muhammad Syarif
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto

VIVA – Kesemrawutan dalam proses penanganan penonton di Asian Games 2018, Jakarta-Palembang, kembali jadi bahasan panas di kalangan publik. Itu setelah Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi, Laode M Syarief, menjadi korbannya.

Kisah Inspiratif Jonatan Christie, Atlet Bulutangkis yang Bangun Masjid dari Dana Bonus Asian Games

Cerita bermula saat Laode hendak menonton pertandingan bulutangkis di Istora Senayan, Jakarta. Laode mengaku membeli tiket VIP dan duduk di tempat yang semestinya.

Namun, tiba-tiba Laode diusir karena kursi yang didudukinya bakal didedikasikan untuk tamu VIP. Laode sempat menuliskan cerita itu di akun twitternya.

Integritas Firli Bahuri dan Komitmen Penegakan Hukum Irjen Karyoto

Terkait insiden ini, Ketua INASGOC, Erick Thohir, menyatakan seharusnya penonton yang membeli tiket sesuai dengan kategori tak boleh digeser atau dipindah dengan alasan apa pun, termasuk menyediakannya untuk VIP.

Sebab, menurutnya, kursi VIP sudah ada kapasitasnya. Ke depannya, Erick meminta pengertian kepada tamu VIP agar lebih mengerti apabila kapasitas sudah penuh untuk tidak masuk dan mengorbankan penonton yang sudah mempunyai tiket.

Kritik untuk Pelaksanaan Munas Pengurus Besar Taekwondo Indonesia

"Kalau itu membeludak, kami harapkan undangan tak semua masuk. Itu kenyataan hidup, yang datang pertama, dilayani duluan. Ini kami terus menjaganya. Anak-anak volunteer juga sudah berusaha keras menjaganya. Tapi, mohon maaf, beberapa VIP merasa, loh saya perlu masuk. Nah, ini kami coba kasih pengertian, tapi yang namanya penonton tidak boleh digeser," terang Erick di Mapolda Metro Jaya, Kamis 30 Agustus 2018.

Sebenarnya, sudah ada pemetaan di setiap venue terkait skema tempat duduk. Seperti, di Istora Senayan, yang berkapasitas 7.800 penonton.

Sebanyak 3.000 kursi sudah dipakai untuk meja media, official broadcaster, sponsor, undangan, dan lainnya. Sisanya, hanya tinggal 4.800.

"Jadi, memang animo masyarakat yang luar biasa. Festival juga Minggu 26 Agustus 2018 lalu, hampir 60 ribu. Jadi, siapa pun yang punya tiket tidak boleh digeser," kata Erick. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya