IPSI Jawab Tudingan Kecurangan di Pencak Silat Asian Games 2018

Pertandingan pencak silat di Asian Games 2018, Jakarta-Palembang
Sumber :
  • Dokumentasi INASGOC

VIVA – Indonesia dituding sejumlah pihak melakukan kecurangan di cabang olahraga Pencak Silat Asian Games 2018. Tudingan itu mencuat setelah Tim Merah Putih menyabet 14 emas dari total 16 emas yang diperebutkan.

Kisah Inspiratif Jonatan Christie, Atlet Bulutangkis yang Bangun Masjid dari Dana Bonus Asian Games

Menanggapi hal ini, Ketua Harian Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI), Edhy Prabowo buka suara. Dia menanggapi santai tudingan tersebut.

"Kalau menurut saya itu hal biasa. Indonesia bisa meraih banyak medali emas kan menyangkut harga diri bangsa," kata Edhy saat dihubungi VIVA, Kamis, 30 Agustus 2018.

6 Perguruan Pencak Silat Indonesia Tersebar di Dunia, Ada Muhammadiyah

Edhy menuturkan, adanya protes dari negara lain merupakan hal wajar, karena target yang telah dipasang tak tercapai. Tentunya akan selalu ada pihak yang merasa dirugikan.

“Orang kalau targetnya tidak tercapai pasti akan mengatakan apa pun. Menurut saya, apa yang terjadi justru sebaliknya. Saya merasa pertandingan kemarin yang paling fairplay. Ada video juga di sana," ungkapnya.

4 Seni Bela Diri Andalan Pasukan Elit Militer Indonesia, Ada Yong Moo Do

Edhy menyesalkan, kenapa ada pihak yang protes di luar pertandingan, padahal ketika pertandingan berlangsung begitu banyak kesempatan. Semua aturan pun telah diterapkan dengan semestinya.

"Sekali lagi, saya menyayangkan dan dari mana kami mencurangi. Jadi silakan saja bagi pihak yang merasa dirugikan," kata dia.

Juri Dianggap Tak Netral

Ketua Federasi Pencak Silat Asia atau APSIF, Sheik Alauddin Yacoob Marican, sebelumnya mengutarakan kejanggalan selama Asian Games. Netralitas juri dalam memberi penilaian dianggapnya tidak tampak.

Menurut Jacoob, sejak hari pertama penyelenggaraan, dia sudah melihat adanya kecurangan. Bukan cuma dia yang merasakan, tetapi juga ketua federasi dari negara-negara lain.

Sebagai pihak yang juga memimpin kontingen Singapura, Jacoob telah meminta kepada juri untuk tidak berat sebelah. Terlebih lagi, dalam nomor seni di mana cara penilaiannya subjektif.

Saya bicara soal seninya saja ya. Ini kan profesional. Maksudnya atlet-atletnya sudah latihan begitu lama. Kalau mau jauh pun lima, 10, untuk jaraknya. Ini sampai 20 lebih, gila. Ini profesional,” ujar Jacoob kepada wartawan, Rabu 29 Agustus 2018.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya