- VIVA/Muhamad Solihin
VIVA – Untuk mengantisipasi tekanan yang menghampiri, seluruh atlet Indonesia yang akan berlaga di Asian Para Games 2018, didampingi oleh ahli psikologi.
Para psikolog tersebut mulai bekerja mendampingi sejak para atlet tiba dan menginap di Jakarta. Salah satunya di cabang olahraga renang.
"Saya mulai mendampingi mereka sejak Minggu lalu," kata Wiene Dewi Toorisnawati, Psikolog untuk cabang olahraga renang di Stadion Akuatik, Kawasan Gelora Bung Karno, Rabu, 3 Oktober 2018.
"Kami sama-sama menginap di Para Village (PV). Saya tidak melakukan intervensi kepada mereka, karena mereka juara bagi diri mereka sendiri," lanjutnya.
Menurut Wiene, kehadiran psikolog dalam mendampingi atlet ini sebenarnya cukup terlambat. Apalagi mereka sudah melakukan pemusatan latihan sejak Januari 2018 lalu.
"Karena waktu yang mepet, maka prioritas bagi mereka yang diprediksikan meraih medali. Saran saya bagi mereka untuk nothing to lose saja," ujar Wiene.
Cabang olahraga renang sendiri menjadi andalan untuk bisa merebut banyak emas di Asian Para Games yang akan digelar mulai 6-13 Oktober 2018 mendatang.
Sementara itu, atlet Para Renang, Laura Aurelia Dinda Sekar Devanti mengaku, sangat senang dan terbantu dengan adanya psikolog. Dinda mengatakan, kehadiran psikolog tidaklah terlambat.
"Menurut saya tidak terlambat, yang penting mereka hadir sebelum kompetisi dimulai. Dengan adanya psikolog, lebih senang saja, karena bisa memberikan semangat kalau kita lagi 'turun'," jelasnya.
"Mereka memberikan nasihat, tapi tidak seperti orang tua. Seperti teman, jadi lebih santai," kata Dinda. (ase)
