Sempat Dilarang Ibu, Karisma Evi Kini Jadi Bintang di Asian Para Games
- VIVA / Muhammad Nurhendra Saputra
VIVA - Prestasi atlet Para Atletik, Karisma Evi Tiarani, di Asian Para Games 2018 cukup membanggakan. Hingga Rabu, 10 Oktober 2018, gadis asal Boyolali, Jawa Tengah ini sudah mengumpulkan dua medali.
Evi berhasil merebut medali perunggu dari nomor lompat jauh, serta sekeping emas dari lari 100 meter putri. Di lari 100 meter, Evi mengalahkan dua wakil Jepang dengan catatan waktu terbaiknya, 14,98 detik.
Evi terjun ke dunia Para Atletik sejak kelas 2 SMP dan berhasil meraih medali pertamanya pada 2014 silam. Dia mengungkapkan bola atlet Para Anggar, Sri Lestari, yang mengenalkannya pada dunia atletik.
"Saya mulai atletik sejak kelas 2 SMP. Ajang pertama saya tahun 2014 di Paperda dan mendapatkan satu perak. Kemudian ikut kejuaraan dan masuk PPLP, ikut kejuaraan-kejuaraan dan kemudian dipanggil oleh Pelatnas untuk ini," kata Evi saat ditemui di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Rabu, 10 Oktober 2018.
Capaian manis Evi ini juga bukan tanpa perjuangan, bahkan dia saat pertama kali mencoba untuk berlatih atletik kaki kirinya terasa sakit. Evi adalah atlet penyandang disabilitas tunadaksa pada kaki kirinya.
Hal itu karena diawal-awal latihan pelajar di SMA 8 Surakata ini tidak mengetahui teknik benar dalam atletik. Ia pun kemudian berlatih dengan keras walaupun sempat tidak mendapat restu dari ibunya untuk menjadi atlet.
"Awal dulu ibu enggak mengizinkan, harus belajar dulu. Tapi lama-lama mengizinkan. Untuk Asian Para Games ini persiapan kami 10 bulan," tambah Evi.
Kini setelah menjadi atlet yang berprestasi di Asian Para Games, Evi pun tidak ingin melupakan kedua orang tua dan adiknya. "Bonusnya mau saya pakai buat umroh bersama ayah, ibu dan adik saya," ujar Evi bertekad turun di Paralympic Tokyo 2020. (ase)