Kisah Haru Insan Gagal Raih Medali Usai Jatuh dan Patah Leher

Atlet para atletik Indonesia, Insan Nurhaida
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

VIVA – Atlet para atletik Indonesia, Insan Nurhaida, sebenarnya ditargetkan untuk meraih medali pada gelaran Asian Para Games 2018. Namun, ia gagal menyentuh finis dalam perlombaan pada nomor lari 100 meter putri T36 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Rabu, 10 Oktober 2018. 

Sport Centre Sumut Target Rampung Juli 2024, Ini Pesan Menko PMK

Insan terjatuh yang mengakibatkan cedera serius di bagian leher. Alhasil, Insan hanya mampu menempati urutan kelima dengan catatan waktu 16,56 detik. 

Gagal menyumbangkan medali, Insan sempat mengaku malu. Ia mengakui hal tersebut ketika dibesuk oleh Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi, pada Rabu malam.

4 Fakta Kelvin Kiptum Pemenang London Marathon Meninggal Dunia karena Kecelekaan

"Dia sempat bilang ke Pak Menteri kalau dia merasa malu karena tidak bisa mendapatkan medali emas. Tapi kata Pak Menteri tidak apa-apa, nanti kalau sudah sembuh bisa main lagi di ASEAN Para Games 2019 Filipina," kata ayah Insan, Agus Nurdin. 

Insan merupakan penyandang disabilitas cerebal palsy atau kelumpuhan pada otak. Disabilitas ini menyebabkan terjadinya gangguan gerakan otot, atau postur yang disebabkan cedera.

Profil Kelvin Kiptum, Pelari Marathon Pemegang Rekor Dunia yang Meninggal di Usia 24 Tahun

Saat ditanya mengenai kondisinya saat ini, atlet asal Kuningan, Jawa Barat, tersebut mengaku baik-baik saja. Padahal, dari hasil pemeriksaan rontgen, dokter menyatakan tulang lehernya retak. 

Dari pantauan VIVA yang berkesempatan menjenguk langsung Insan saat sedang menjalani perawatan di Rumah Sakit Angkatan Laut Mintoharjo, Jakarta, Kamis, 11 Oktober 2018. Saat itu Insan masih bisa melemparkan senyum meski hanya terbaring lemah di kasur RS.

"Sekarang sudah baik-baik saja. Tidak apa-apa, sudah tidak ada yang sakit lagi," kata Insan sambil menunjukkan luka di bagian bahu kanan. 

Saat ini, lnsan harus terbaring di tempat tidur RS dengan tanpa menggunakan bantal sebagai penyangga. Lehernya dililit cervical collar atau penyangga yang membuat lehernya tidak bisa banyak bergerak.

Tangan kanannya juga terdapat infus yang mengalirkan obat dan kebutuhan nutrisi serta vitamin yang dibutuhkan Insan selama masa perawatan.

Menurut sang ayah, Insan saat ini tidak boleh banyak bergerak agar retak di bagian tulang lehernya bisa sembuh. Saat, awal-awal berada di RS, Insan juga sempat mengalami muntah-muntah dan mual.

Rencananya, Insan juga bakal menjalani pemeriksaan syaraf oleh dokter spesialis di RS Mintohardjo yang dijadwalkan pada Kamis malam, 11 Oktober 2018.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya