Pelatih Minta Greysia/Apriyani Off dari Medsos: Udah Gak Sehat

Greysia Polii dan Apriyani Rahayu
Sumber :
  • PBSI/badmintonindonesia.org

VIVA – Greysia Polii dan Apriyani Rahayu dapat peringatan dari pelatih ganda putri Indonesia, Eng Hian, setelah kalah di babak kedua French Open 2019. Greysia Polii/Apriyani Rahayu tumbang di tangan wakil China, Liu Xuan Xuan/Xia Yu Ting dalam dua game langsung dengan skor 19-21, 12-21.

Fajar dan Apriyani Pimpin Tim Thomas Cup dan Uber Cup Indonesia

Grafik penampilan Greysia/Apriyani memang tampak menurun pada sejumlah turnamen belakangan. Sebelum French Open, pasangan ini juga kalah di babak kedua Denmark Open dan Korea Open 2019.

Eng Hian pun memberi peringatan dan menyoroti aktivitas Greysia Polii dan Apriyani Rahayu di luar lapangan. Sang pelatih akan meminta keduanya untuk tutup media sosial.

Apriyani/Fadia dan Gregoria Mariska Lolos, 6 Pebulutangkis Indonesia Tembus Olimpiade 2024

"Menurut saya kehidupan social media mereka sudah tidak sehat. Setelah ini saya akan minta off semua dari social media. Tidak ada yang baca informasi dari social media. Kalau mau baca berita, dari media sebenarnya," tegas Eng Hian mengutip laman badmintonindonesia.org.

Kekalahan Greysia Polii/Apriyani Rahayu di French Open 2019 ini, menurut mereka, karena terbebani ranking dan pencapaian tahun lalu. Pada French Open 2018, Greysia/Apriyani berhasil sampai ke partai semifinal. Akibatnya, mereka bermain tak lepas, karena tegang. Namun Eng Hian menjelaskan, beban itu muncul dari diri mereka sendiri.

Ada Apriyani/Fadia, 6 Wakil Indonesia Tempur di Perempat Final Swiss Open 2024 Malam Ini

"Perlu saya garis bawahi. Siapa yang beri mereka beban? Saya secara khusus tidak pernah menargetkan harus juara ini dan itu, dari binpres juga enggak ada statement langsung. Media-media pun saya rasa tidak ada yang beritahukan kalau Greysia/Apriyani harus juara. Siapa yang membebankan? Ya diri mereka sendiri," serunya.

Eng Hian percaya, kekalahan Greysia/Apriyani bukan dari segi teknis, namun lebih ke masalah ketidaksiapan mental. Sang pelatih pun akan melakukan evaluasi dengan bicara pada psikolog PBSI agar masalah ini tidak berkepanjangan.

"Saya akan bahas dengan psikolog. Yang paling utama adalah mengembalikan pola pikir mereka. Pulang dari sini saya akan program back to zero. Semuanya, dari gara hidup, pola latihan, dan berbagai hal akan saya program ulang," katanya kemudian. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya