Inspiratif, Kisah Eksperimen Psikolog Yahudi Cetak Juara Dunia

Grandmaster Judit Polgar
Sumber :
  • pinterest.com

VIVA – Judit Polgár merupakan Grand Master catur asal Hongaria yang kerap dianggap sebagai pecatur wanita terhebat sepanjang masa. Semenjak September 2015, pecatur wanita kelahiran Budapest 23 Juli 1976 ini tidak aktif lagi. 

Legenda Catur Dunia Garry Kasparov Masuk Daftar Teroris Rusia

Judit meraih gelar Grandmaster pada usia 15 tahun dan 4 bulan pada tahun 1991. Saat itu, dia mencetak rekor yang termuda melakukannya. Dia memecahkan rekor yang sebelumnya dipegang mantan Juara Dunia, Bobby Fischer. 

Judit pun hingga saat ini menjadi yang pertama, pecatur wanita yang telah melampaui Elo 2.700, mencapai peringkat puncak karir 2735 dan peringkat puncak dunia nomor 8, keduanya diraih pada tahun 2005. 

Profil Ashwath Kaushik, Bocah 8 Tahun yang Kalahkan Grandmaster Catur

Dia juga wanita berperingkat Nomor 1 dunia dari Januari 1989 hingga Maret 2015, ketika dia dikalahkan oleh pecatur China, Hou Yifan. Tapi Judit menjadi nomor 1 lagi di peringkat wanita Agustus 2015, dalam penampilan terakhirnya di Peringkat Dunia FIDE.

Judit menjadi satu-satunya pecatur wanita yang berhasil memenangkan pertandingan melawan pemain nomor satu dunia yang berkuasa, dan telah mengalahkan sebelas juara saat ini atau mantan juara dunia dalam catur cepat (klasik).

Momen Anies Main Catur Lawan Warga: Menang, Skak Mat dengan Kuda Hitam

11 juara itu adalah: Magnus Carlsen, Anatoly Karpov, Garry Kasparov, Vladimir Kramnik, Boris Spassky, Vasily Smyslov, Veselin Topalov, Viswanathan Anand, Ruslan Ponomariov, Alexander Khalifman, dan Rustam Kasimdzhanov.

Ada kisah menarik di balik kesuksesan Judit sebagai pecatur kelas dunia. Keberhasilan Judit tidak terlepas dari peran kedua orang tuanya. Dan siapa kira, Judit merupakan subjek penelitian dari sang ayah.

Judit lahir dari keluarga Yahudi Hungaria. Judit dan dua kakak perempuannya, Grandmaster Susan dan Master Internasional Sofia, adalah bagian dari eksperimen pendidikan yang dilakukan oleh ayah mereka, László Polgár.

Eksperimen ini dalam upaya untuk membuktikan bahwa anak-anak dapat mencapai prestasi luar biasa jika dilatih dalam bidang spesialis sejak usia sangat dini. "Jenius dibentuk, bukan dilahirkan," adalah tesis László. 

László Polgár adalah seorang guru catur Hongaria dan psikolog pendidikan. Dia telah menulis buku catur terkenal seperti Catur: 5334 Masalah, Kombinasi, dan Catur Reformasi, sebuah survei varian catur. 

Laszlo Polgar (berdiri) dan kedua putrinya.

Ia juga dianggap sebagai teoretikus pelopor dalam membesarkan anak. Eksperimen Polgár dengan putrinya disebut sebagai salah satu eksperimen paling menakjubkan dalam sejarah pendidikan manusia.

Dia telah digambarkan oleh para penentangnya sebagai "Dr. Frankenstein". Tapi di sisi lain, dia dipandang oleh pengagumnya sebagai "Houdini" karena kemampuannya dalam membuat ‘keajaiban’ dalam pendidikan.

Polgar mempelajari kecerdasan manusia ketika dia masih mahasiswa. Dia kemudian mengamati kehidupan para jenius, "Saya menemukan hal yang sama. Mereka semua mulai pada usia yang sangat muda dan belajar secara intensif." 

Usai mempelajari biografi 400 intelektual hebat, dari Socrates hingga Einstein, Polgár menyimpulkan bahwa jika dia mengambil pendekatan yang tepat untuk membesarkan anak, dia dapat mengubah "bayi baru lahir yang sehat menjadi jenius". 

Pada tahun 1992, Polgár mengatakan kepada Washington Post: "Seorang jenius tidak dilahirkan, tetapi dididik dan dilatih. Ketika seorang anak dilahirkan sehat, maka mereka semua memiliki potensi jenius."

Pada 1965, Polgár menjalin hubungan asmara dengan seorang guru bahasa asing asal Ukraina bernama Klara. Dia pun menguraikan proyek pedagogis yang ada dalam pikirannya tentang eksperimen yang akan dia lakukan. 

Polgár yakin bahwa dia bisa mengubah anak yang sehat menjadi anak ajaib. Dia pun membutuhkan seorang istri yang mau sejalan dengannya saat mendidik anak. Dan Klara pun siap sejalan dengan rencana Polgar.

Polgar dan Klara pun menikah di Uni Soviet dan tinggal di Hongaria. Dari pernikahan itu, mereka memiliki tiga anak perempuan yang dididik banyak hal. Dari catur, sejumlah bahasa asing dan matematika tingkat tinggi.

Polgár dan istrinya mempertimbangkan berbagai mata pelajaran yang memungkinkan untuk ditanamkan ke anak-anak mereka, "termasuk matematika dan bahasa asing". Tetapi ketiga anaknya memilih catur. 

"Kita bisa melakukan hal yang sama dengan subjek apa pun, jika Anda mulai lebih awal, menghabiskan banyak waktu dan memberikan cinta yang besar pada subjek yang satu itu," Klara menjelaskan. 

Juara catur, Polgar bersaudara.

Eksperimen dimulai tahun 1970 dengan premis sederhana: bahwa setiap anak memiliki kemampuan bawaan menjadi jenius dalam bidang apa pun yang dipilih, selama pendidikan dimulai sebelum usia tiga tahun dan mereka mulai menspesialisasikan diri pada usia enam tahun. 

Polgár pun harus berjuang meminta ijin kepada pemerintah Hungaria agar ketiga putri mereka sekolah di rumah. "Kami tidak pergi ke sekolah, sesuatu yang sangat tidak biasa pada waktu itu," kenang Judit pada 2008. 

"Orang-orang berkata, 'Orang tua menghancurkan mereka, mereka harus bekerja sepanjang hari, mereka tidak memiliki masa kanak-kanak'. Saya menjadi defensif, dan tidak terlalu ramah," lanjut Judit.

Keluarga itu tinggal di sebuah apartemen sederhana di jantung kota Budapest. Di mana ruang tamu sempitnya penuh dengan buku-buku catur dan satu dinding dilapisi dengan sketsa adegan catur dari berabad-abad yang lalu.

Eksperimen panjang Polgar berbuah hasil. Ketiga putrinya meraih prestasi mengkilap di dunia catur sejak belia. Dari ketiganya, Judit yang paling menonjol. Dia menjadi Grandmaster catur pada usia 15 tahun pada tahun 1991. 

Sementara Susan, di usianya yang ke-15, ia menjadi pecatur wanita peringkat teratas di dunia. Di usia 21 tahuh, dia dianugerahi gelar Grandmaster. Dia juga memenangkan dua belas medali di Olimpiade Catur Wanita (5 emas, 4 perak dan 3 perunggu).

Sophia yang dianggap kurang berhasil di antara ketiganya, tetap memiliki prestasi. Dia menjadi juara dunia wanita U-14 dalam kejuaraan dunia junior tahun 1986. Sophia juga meraih gelar International Master Woman Grandmaster.

Dalam sebuah wawancara tahun 2005, Susan mengatakan, "Ayah saya percaya bahwa bakat bawaan tidak berarti apa-apa, itu (kesuksesan) adalah hasil kerja keras 99 persen," katanya menirukan perkataan sang ayah.

Polgar bersaudara (Susan, Sofia dan Judit)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya