- Istimewa
VIVA – Industri eSports di Indonesia makin berkembang. Terbukti, menjamurnya tim eSports dan makin banyaknya kompetisi, membuat potensi bisnis di olahraga virtual ini makin menjanjikan.
Atlet eSports sejatinya sudah lebih dulu membangun citra dan mengumpulkan pundi-pundi rupiah lewat berbagai macam sponsor yang didapatkan mereka.
Namun, umumnya atlet-atlet ini bekerja sendiri dan timnya demi menggaet sponsor-sponsor tersebut. Dari fenomena ini saja, terbukti bagaimana besarnya potensi eSports.
Maka dari itu, perlu adanya pengelolaan yang lebih profesional di cabang olahraga baru ini. Asosiasi eSports Indonesia (IESPA), selaku lembaga resmi yang mewadahi para pelaku eSports, tengah berjuang demi membangun industri yang lebih baik. Salah satunya adalah dengan menjalin kerjasama bersama Lembaga Pengelolaan Dana Usaha Keolahragaan Kemenpora.
Sudah ada MoU yang ditandatangani kedua belah pihak dalam upaya membangun industri eSports. Diharapkan, dari kerja sama ini, iklim industri eSports bisa jadi lebih bergairah.
"Potensi olahraga eSports sangat besar terutama dari sisi industri olahraga dan bisa tetap dijalankan dalam situasi pandemi. Kami menjalin kerjasama dengan IESPA karena organisasi ini sudah memiliki pengalaman dalam menyelenggarakan event olahraga eSports bertaraf nasional dan internasional. IESPA juga menjadi panitia saat eSports dipertandingkan sebagai cabor ekshibisi dalam Asian Games 2018,” kata Kepala Divisi Pendanaan dan Usaha Keolahragaan, Agus Mauro/
MoU tersebut berisikan kewajiban LPDUK untuk memfasilitasi IESPA dalam pengelolaan dana demi proses pembangunan fasilitas cabor, pengelolaan sponsor untuk event atau kegiatan yang didibiayai oleh APBN atau APBD, dan hal keagenan hingga properti intelektual IESPA.
Ketua Umum IESPA, Liem Che Chien, yang akrab disapa Eddy Lim, mengungkapkan banyak potensial yang bisa muncul dari kerja sama dengan LPDUK.
"IESPA juga memiliki lahan kosong yang bisa dibangun menjadi fasilitas tempat pelatihan atau stadion bagi cabor eSport," ujar Eddy.
