Harapan Atlet Transgender Laurel Hubbard Usai Tampil di Olimpiade

Atlet angkat besi asal Selandia Baru, Laurel Hubbard.
Sumber :
  • olympics.com

VIVA – Atlet angkat besi transgender, Laurel Hubbard, akhirnya bisa memenuhi impiannya tampil di Olimpiade. Lifter asal Selandia Baru itu menjadi atlet transgender pertama yang ikut berkompetisi di Olimpiade.

Pebulutangkis Jepang Kento Momota Putuskan Pensiun

Awalnya, keterlibatan Hubbard memicu banyak kritik dari beberapa orang yang merasa dia memiliki keuntungan. Semetara itu, banyak orang lain yang justru memuji penampilannya.

Terlepas dari klaim tersebut, Hubbard harus mengakhiri pertandingan angkat besi nomor +87 kg di Olimpiade Tokyo 2020 lebih cepat karena tiga angkatan awalnya pada snatch gagal semua.

17 Atlet Indonesia Pastikan Tiket ke Olimpiade 2024, Berikut Daftarnya

Hubbard, yang beralih menjadi wanita mulai 2012 atau pada usia 30-an, membuat simbol hati dentgan tangannya sebelum meninggalkan arena pertandingan.

Setelah memenuhi impiannya tampil di Olimpiade, Hubbard mengatakan kepada media lokal bahwa dirinya mulai berniat untuk pensiun sebagai atlet.

Anindya Bakrie Rapat dengan NOC Prancis dalam Rangka Persiapan Olimpiade 2024

"Saya menantikan karier saya seperti pertanyaan kuis di pub atau sebuah kartu yang sepele. Olahraga adalah sesuatu yang dapat dilakukan oleh semua orang di dunia," kata Hubbard, seperti dikutip Daily Star, Selasa 3 Agustus 2021.

"Ini adalah hal inklusif, dapat diakses, dan saya pikir itu benar-benar luar biasa," ucapnya.

"Saya tahu bahwa partisipasi saya di Olimpiade ini tidak sepenuhnya tanpa kontroversi, tetapi mereka sangat luar biasa," ujarnya.

"Apa yang saya harapkan adalah, jika saya dalam posisi untuk melihat ke belakang bahwa ini hanya akan menjadi bagian kecil dari sejarah, dan hanya sebuah langkah kecil," tuturnya.

"Saya benar-benar berharap bahwa seiring waktu, arti penting apa pun untuk acara ini berkurang oleh hal-hal yang akan datang," jelas lifter 43 tahun tersebut.

Hubbard, yang tidak hadir dalam konferensi jelang pertandingan, juga berharap partisipasinya akan menjadi awal dari sesuatu yang positif bagi komunitas transgender.

"Sebaliknya, saya berharap hanya dengan berada di sini, saya dapat memberikan dorongan semangat," katanya.

"Dan, saya hanya berharap bahwa orang-orang yang berbeda yang sedang mengalami kesulitan atau perjuangan hidup mereka, mungkin dapat melihat bahwa pasti ada peluang di dunia ini," ucapnya.

"Ada peluang untuk hidup secara otentik, dan apa adanya," tutupnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya