- Istimewa
VIVA – Ketua Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia), Raja Sapta Oktohari berjanji akan mengawal proses kualifikasi Olimpiade Paris 2024.
Okto panggilan akrabnya, menyampaikan proses itu harus dikawal mengingat masih ada peraih medali Olimpiade Tokyo 2020 yang berpotensi tampil di Paris.
Disebutkannya, tiga dari enam atlet peraih medali di Olimpiade Tokyo berusia kurang atau telah menginjak 23 tahun.
"21 atlet atau 75 persen secara usia masih mungkin tampil mengikuti kualifikasi menuju Paris. Sebut saja Greysia Polii dan Eko Yuli Irawan disiplin berlatih, jaga fisik, asupan nutrisi baik, pun masih punya peluang tampil lagi di Paris,” kata Okto dalam rilis yang diterima VIVA.
Untuk itu, Okto menilai, hasil dari Olimpiade Tokyo menjadi pembelajaran berharga bagi Indonesia. Sebab, peta persaingan di Olimpiade telah mengalami perubahan.
Hal ini dikarenakan banyak faktor yang terjadi selama masa pandemi COVID-19.
Indonesia menutup penampilan di Olimpiade Tokyo dengan menempati posisi 55 dengan koleksi 5 medali, yaitu 1 emas, 1 perak, dan 3 perunggu.
Jika dilihat secara ranking, posisi Indonesia turun 9 peringkat dibanding Olimpiade 2016 Rio de Janeiro kala Merah Putih mendapatkan 1 medali emas dan 2 perak.
“Jika melihat peta kekuatan Asia Tenggara, Indonesia berada di ranking dua setelah Filipina. Tapi, Indonesia memiliki potensi kenaikan posisi medali dari cabang olahraga angkat besi," tutur Okto.
"Contoh medali Perunggu Windy Cantika Aisyah (kelas 49kg putri) berpotensi naik menjadi perak apabila peraih medali emas (asal China, Hou Zhihui) bisa dibuktikan doping,” sambung Okto.
Okto berterima kasih kepada Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali yang telah memberikan dukungan kepada Kontingen Indonesia di Olimpiade Tokyo.
Kontingen Indonesia untuk Olimpiade Tokyo dipimpin Chef de Mission Rosan Perkasa Roeslani berjumlah 28 atlet dari delapan cabor, yaitu bulu tangkis, angkat besi, atletik, panahan, surfing, renang, menembak, serta rowing.