Margenie MG, dari Beauty Pageant hingga Tekad Tembus Kejurnas Berkuda

Margenie MG saat tampil di turnamen yang digelar di Equinara Academy Pulomas
Sumber :
  • Instagram/@margenie_mg

VIVA – Lari dan bersepeda bisa dibilang menjadi olahraga yang naik pamornya di tengah pandemi COVID-19. Masyarakat berduyun-duyun melakukan olahraga tersebut demi menjaga kondisi tubuhnya.

Jatuh dari Kuda, Celine Evangelista Mimisan Hingga Sulit Gerakkan Tubuhnya

Namun, langkah berbeda diambil oleh salah satu influencer asal Surabaya, Margenie Winarti atau biasa dikenal sebagai Margenie MG. Dia memilih berkuda sebagai olahraga yang ditekuninya selama pandemi COVID-19.

Margenie bercerita, awalnya dia sempat menjajal bersepeda seperti orang kebanyakan. Tapi, dia merasa tak cocok dengan olahraga tersebut dan akhirnya serius menekuni berkuda.

3 Olahraga yang Disunnahkan Rasulullah Berikut Manfaatnya untuk Tubuh

"Sebenarnya, saya dari kecil sudah senang berkuda tapi tak tahu ada olahraganya. Pas pandemi, saya coba lah olahraga ini dan langsung kecantol," kata Margenie.

Target awalnya pun tak muluk-muluk. Dia hanya ingin menjaga kesehatan sembari menurunkan berat badan. Tapi, semakin hari, dia justru semakin cinta dengan olahraga ini.

Atlet Muda Berkuda Asal Sumut Boyong 3 Gelar di Jumping Master 2024

Ibu tiga anak ini mengaku tertantang untuk cepat menguasai olahraga yang baru dijalaninya sejak September 2020. Meski, hal itu dirasa tak mudah pada awalnya.

Pegiat berkuda, Margenie MG

Photo :
  • Instagram/@margenie_mg

Sebab, tempat latihan berkuda kebanyakan berada di Jakarta dan Bandung. Sementara, dia menetap di Surabaya.

Beruntung, dia menemukan Emporium Horse Club di Surabaya. Sejak saat itu, dia langsung latihan secara intens. Bahkan, jadwal latihan yang awalnya seminggu dua kali ditingkatkan jadi enam hari dalam sepekan, sesuai dengan jadwal buka Emporium Horse Club.

"Saya merasa tertantang untuk cepat menguasai olahraga ini. Jadi, rasanya ingin belajar terus. Makanya, saya tingkatkan intensitas latihannya jadi setiap hari," ujar wanita kelahiran 1992 ini.

"Selain itu, saya seperti merasa ada bakat di sini jadi progresnya lumayan cepat. Padahal, saya terbilang baru menggeluti olahraga ini," lanjut dia.

Faktor tersebut semakin membangkitkan gairah Margenie untuk fokus menggeluti olahraga ini. Bahkan, dia sudah meningkatkan levelnya dengan ikut turnamen pertamanya pada Februari lalu yang bertajuk Aragon Denkavkud.

Keputusannya mengikuti turnamen terbilang nekat lantaran baru sekitar enam bulan latihan. Tapi, buah kenekatannya itu berujung manis lantaran dia berhasil menorehkan prestasi dengan menjadi juara di show jumping 70 cm.

Margenie MG saat menjuarai turnamen yang digelar di Equinara Academy Pulomas

Photo :
  • Instagram/@margenie_mg

Sejak saat itu, Margenie hampir setiap bulan mengikuti turnamen berkuda. Dia fokus berlaga di nomor show jumping.

Setidaknya, sudah ada lima turnamen yang diikutinya. Dan dia tak pernah pulang dengan tangan kosong.

Pada kompetisi terakhirnya yang digelar di Equinara Academy Pulomas, Agustus lalu, dia bahkan menyabet dua podium juara, yakni di nomor show jumping 60-80 cm dan 90-100 cm.

Dari situ, Margenie semakin dalam menggeluti berkuda hingga akhirnya bertekad menjadi atlet. Dia bahkan berharap bisa dilirik jadi wakil Jawa Timur di Kejuaraan Nasional berkuda, 2022 mendatang.

"Dari yang awalnya cuma iseng terus passion-nya jadi makin besar ditambah kompetisi bisa menang terus jadi menguatkan mental saya untuk berkompetisi lebih serius lagi. Target saya bisa mewakili Jawa Timur di Kejurnas akhir tahun depan," ucap Margenie.

Saat ini, wanita yang pernah jadi 10 besar Miss Grand International 2014 itu terus mengasah kemampuannya demi bisa mewujudkan mimpinya itu. Beruntung, sang suami juga mendukung keinginannya.

Kendala sempat muncul dari orang tua dan mertua Margenie yang khawatir akan kondisinya karena ada risiko terjatuh dari kuda. Juga soal pembagian waktu dengan pekerjaannya sebagai pebisnis sambil mengurus ketiga anaknya.

Namun, perlahan dia bisa meyakinkan semua pihak dengan tekad dan prestasinya. Pun dengan waktu latihan yang kini sudah semakin terprogram sehingga tak mengganggu kegiatannya yang lain.

"Berkuda ini kan termasuk olahraga ekstrem karena memiliki risiko tinggi, salah satunya adalah terjatuh dari kuda. Tapi, bagaimana pun ini adalah passion saya yang telah hilang bertahun-tahun," tutur Margenie.

"Saya benar-benar serius dalam olahraga ini dan akan terus meningkatkan kemampuan saya demi terus menjaga prestasi di turnamen berikutnya," jelas dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya