Menpora Minta Maaf, Tak Ada Anggap Remeh Sanksi WADA

Menpora RI, Zainudin Amali
Sumber :
  • Tangkapan layar

VIVA – Skuad bulutangkis Indonesia sukses menjuarai Piala Thomas 2020 usai mengalahkan China 3-0 di Ceres Arena, Minggu 17 Oktober 2021.

Rekam Jejak Indonesia di Piala Thomas dan Uber

Sayangnya, momen spesial itu terasa hambar lantaran para putra terbaik negeri tak bisa mengibarkan bendera negara atau Merah Putih di turnamen ini walaupun sukses jadi juara. Untuk seremoni, Jonatan Christie cs ditemani bendera PBSI.

Hal tersebut karena sanksi yang diterima Indonesia dari WADA (Badan Antidoping Dunia). Sebelumnya, per tanggal 7 Oktober 2021, WADA menjatuhkan sanksi pada Indonesia lantaran dianggap tak patuh dalam penegakan standar antidoping sehingga berimbas pada hak untuk menggelar kejuaraan tingkat regional, kontinental, atau internasional.

Mengulik Sejarah Rudy Hartono, Sang Raja Tunggal Putra All England

Indonesia juara Piala Thomas 2020

Photo :
  • Instagram: badminton.ina

WADA menyatakan bahwa Lembaga Antidoping Indonesia (LADI) dan Korea Utara tidak patuh karena tidak menerapkan program pengujian yang efektif. Imbasnya, Indonesia tak memenuhi syarat untuk jadi tuan rumah turnamen regional hingga dunia. Ditambah, tak bisa mengibarkan bendera negara selain di Olimpiade.

Faktor Utama Kegagalan Tim Putra di Piala Thomas dan SEA Games

Hanya saja, atlet masih diperbolehkan bertanding di semua kejuaraan. Beruntung, lagu kebangsaan Indonesia Raya bisa berkumandang saat Tim Merah Putih menjuarai Piala Thomas 2020.

Menpora Sebut Tak Anggap Remeh Sanksi WADA

Permohonan maaf pun disampaikan Menpora RI, Zainudin Amali. Harusnya masyarakat Indonesia menikmati kegembiraan atas gelar juara.

"Saya memohon maaf membuat kita semua tidak enak, tidak nyaman. Harusnya kita nikmati kegembiraan juara Piala Thomas, tapi kegembiraan itu berkurang," ujar Amali dalam konferensi pers via zoom, Senin 18 Oktober 2021.

Menpora RI, Zainudin Amali di PON XX Papua

Photo :
  • Istimewa

"Tidak ada anggap remeh, cuma mendapat informasi masalahnya hanya di Test Doping Plan (TDP), sample-nya tidak bisa dipenuhi karena 2020 tidak ada olahraga akibat pandemi COVI-19. 
Saya menganggap kalau ini sudah diklarifikasi selesai, tapi ternyata tidak. Masih ada hal lain yang dibutuhkan," kata dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya