Sindiran Vladimir Putin soal Atlet Transgender, Di mana Akal Sehatnya?

Presiden Rusia, Vladimir Putin
Sumber :
  • Washington Times

VIVA – Presiden Rusia, Vladimir Putin menilai eksistensi atlet transgender berpotensi mengacaukan dunia olahraga putri. 

2 Transgender Thailand Mencari Pembebasan dari Dinas Wajib Militer

Putin memang tidak menyebut nama, namun diyakini ucapan itu merujuk pada Laurel Hubbard yang nerupakan atlet transgender asal Selandia Baru dan tampil di cabang angkat besi putri pada Olimpiade Tokyo lalu.

Hubbard menjadi transgender saat usianya 35 tahun. Sebelumnya, ia telah bertanding di kompetisi pria sebelum memutuskan menjadi transgender pada 2012.

Thomas Cup dan Uber Cup Kobarkan Semangat Atlet Jelang Olimpiade 2024

Atlet angkat besi asal Selandia Baru, Laurel Hubbard.

Photo :
  • olympics.com

Atlet berusia 43 tahun itu lolos regulasi IOC 2015, yang mengharuskan semua atlet perempuan memiliki tingkat testosteron di bawah 10 nanomole per liter setidaknya dalam kurun waktu 12 bulan sebelum bertanding.

Kejuaraan Golf Internasional, Pj Gubernur Sumut Optimis Jadi Ajang Pembinaan Atlet

"Jikka seorang pria menyatakan dirinya seorang wanita dan memutuskan untuk berkompetisi dalam angkat besi atau olahraga lainnya, olahraga wanita akan mati.”," kata Putin, dilnsir RT.com.

"Dalam kasus ini adalah akhir dari dunia olahraga putri. Di mana akal sehatnya?" sambung Putin.

Putin menambahkan dirinya selalu mendukung pendekatan tradisional di mana seorang pria menjadi pria dan seorang wanita menjadi wanita. Ibu adalah ibu dan ayah adalah ayah.

VIVA Militer: Presiden Rusia Vladimir Putin.

Photo :
  • Kremlin Rusia

“Saya berpegang pada pendekatan tradisional bahwa seorang wanita adalah seorang wanita, seorang pria adalah seorang pria, seorang ibu adalah seorang ibu, dan seorang ayah adalah seorang ayah," ucapnya.

Ini bukan kai pertama Putin bersikap tegas pada kaum transgender. Sebelumnya, pada pertemuan tahunan Klub Diskusi Valdai di Sochi pada bulan Oktober kemarin, Putin mengatakan fakta bahwa anak-anak di Barat diajari bahwa laki-laki bisa menjadi perempuan dan sebaliknya. "Itu di ambang kejahatan terhadap kemanusiaan," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya