- NOC Indonesia/MP Media/Argo Pambudi
VIVA – Pencak silat gagal memenuhi target di SEA Games 2021. Awalnya, pencak silat menargetkan bisa memboyong empat keping medali emas, namun kenyataanya hanya satu yang bisa dibawa ke Indonesia.
Wakil Ketua Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Indonesia (PB IPSI) Erizal Chaniago mengatakan, pihaknya akan melakukan evaluasi total terkait hasil yang kurang maksimal pada SEA Games 2021 Vietnam tahun ini.
Dia menyebut, tidak tercapainya target ini dikarenakan paraturan baru yang terjadi di Vietnam sehingga IPSI akan mengevaluasi total.
"Gagalnya terget karena peraturan baru. Dan peraturan belum disahkan di internasional dan di nasional juga belum pernah menerapkan. Dan kami akan evaluasi total," kata Erizal.
"Target kami adalah 4 emas tapi kita belum bisa mencapai target. Saya sebagai Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Indonesia (PB IPSI) mohon maaf kepada Kemenpora. IPSI sudah bekerja keras tapi belum bisa memenuhi target yang diberikan kepada IPSI," ucap Erizal.
Lebih lanjut, Erizal mengatakan ada sejumlah faktor yang disinyalir sebagai kecurangan. Pasalnya, beberapa atlet Tanah Air yang turun berlaga di SEA Games kali ini kerap mendapatkan ketidaksesuaian poin.
Tak jarang, Erizal menilai keputusan wasit justru tak wajar sehingga merugikan Indonesia secara sepihak.
"Contohnya seperti cara bantingan yang bergendong-gendongan seperti MMA itu diperbolehkan, jadi ciri khas pencak silat itu justru tergerus," ujar Erizal.
Khoirudin Mustakim, atlet pencak silat Indonesia yang turun di nomor laga kelas B putra mengatakan ia dan pelatih sempat heran ketika mendapat pinalti dalam beberapa detik jelang laga usai.
"Mustakim melakoni pertandingan penentu dalam final nomor tanding 50-55 Kg menghadapi wakil Malaysia, Muhammad Khairi Adib. Tendangan keras Mustakim yang dilayangkan bukanlah menyasar area terlarang (leher) pesilat Malaysia ini tapi kita malah kena pinalti," ucapnya.
Pengurangan poin tersebut tak dapat dikejar kembali oleh pesilat asal Klaten, Jawa Tengah tersebut, sehingga medali emas harus direlakan kepada Muhammad Khairi Adib yang sebelumnya ketinggalan poin 50-59.
Berangkat dari hasil tersebut, Kemenpora dan IPSI akan melakukan evaluasi non-teknis. Erizal mengatakan pihaknya akan meneliti lebih jauh terkait regulasi yang ditetapkan saat ini