- VIVA/Fajar Sodiq
VIVA Sport – Sebanyak 6.500 orang mendaftar untuk menjadi volunteer pada perhelatan ASEAN Para Games 2022 yang digelar di Solo. Hanya saja dari jumlah tersebut yang dinyatakan lolos dan diterima menjadi volunteer sebanyak 1.300 orang. Diharapkan para volunteer tersebut bisa mengharumkan nama Indonesia saat perhelatan pesta olahraga atlet difabel se-Asia Tenggara.
Wakil Ketua Bidang Administrasi Pertandingan INASPOC, Bayu Rahadian menjelaskan pendaftaran untuk volunteer pesta olahraga atlet difabel se-Asia Tenggara telah dibuka secara terbuka sejak awal Juli lalu. Setelah dilakukan seleksi oleh panitia, jumlah pendaftar yang diterima sekitar 1.300 orang.
“Semua sifatnya sudah terbuka dan dibuka secara online untuk pendafatarannya. Secara keseluruhan ada 6.500 pendaftar tapi bagaimanupun juga kita hanya membutuhkan 1.300 volunteer. Mereka berasal dari Solo dan Jawa Tengah,” kata dia di sela-sela pembukaan pelatihan volunteer INASPOC di Hotel Paragon, Solo, Kamis, 21 Juli 2022.
Para pendaftar yang loloso, dikatakan Bayu, kemudian mengikuti pelatihan yang diselenggarakan INASPOC. Adapun materi pelatihan yang diberikan kepada para volunteer, selain materi umum juga materi khusus sesuai dengan divisinya masing-masing. Dengan bekal itu dihararapkan para volunteer secara komprehensif siap untuk mendampingi para atlet difabel yang berlaga di Solo.
“Pelatihan umum meliputi skill komunikasi, informasi dan pemahaman soal disabilitas. Terus pelatihan secara khusus itu nanti ada di bagian LO, transportasi dan divisi-divisi lainnya untuk dipertajam lagi dengan pelatihan-pelatihan spesifik,” ujarnya.
Dengan bekal pelatihan itu, dia pun berharap nantinya para volunteer bisa menerima dan melayani dengan baik para atet-atlet difabel yang berasal dari berbagai negara di kawasan Asia tenggara. Keberadaan volunteer juga menjadi salah satu garda terdepan dalam penyelenggaraan ASEAN Para Games 2022 di Solo
“Kita menyiapkan volunteer karena bagaimanapun juga mereka merupakan frontliner garda terdepan dari games ini jadi face of the games atau muka dari games ini ada di salah satunya di volunteer,” jelasnya.
Sementara itu Wakil Ketua Hubungan Internasional INASPOC, Sukarni Raharjo Bintoro mengatakan berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya bahwa volunteer Indonesia dianggap salah satu yang terbaik. Penilaian tersebut berdasarkan dari keramahan dan cekatan para volunteer Indonesia saat mendampingi para atlet dan ofisial
“Saya ingin kilas balik tahun 2018 lalu, saat itu menjadi tuan rumah Asian Para Games. Kita dapam masukan dan pujian. Saya ikut tiga kali Asian Para Games, pertama di Guangzhou, Korea dan Jakarta. Jakarta dinilai bukan paling mewah tapi paling baik. Di antara yang paling baik yang mendapatkan sorotan dari sisi volunteer,” ucapnya.