KOI dan Kemenpora Sesalkan Sikap 6 Perenang yang Mangkir dari Pelatnas

Pelatih Michael Piper berlatih bersama para perenang pelatnas
Sumber :
  • Istimewa

VIVA Sport – Enam dari 23 perenang mangkir dari latihan pelatnas renang persiapan SEA Games Kamboja 2023. Keenam perenang tersebut sudah diperingatkan oleh Pengurus Besar Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PB PRSI) melalui surat resmi agar disiplin dan mengikuti latihan. Namun keenam perenang itu mengabaikan imbauan tersebut, dan tetap tidak datang berlatih.

Kemenpora: Proses Transisi Pemerintahan Harus Diisi Gagasan Segar Anak Muda

Menurut PB PRSI, pelaksanaan pelatnas renang kali ini sesuai dengan Desain Besar Olahraga Nasional (DBON), dan mengikuti arahan Tim Review Peningkatan Prestasi Olahraga Nasional (PPON) Kemenpora, KONI Pusat dan KOI. 

Selain untuk SEA Games, pelatnas juga bertujuan untuk persiapan Olimpiade 2024, 2028 dan berujung pada target merebut medali di Olimpiade 2032. Para perenang dilatih Michael Piper, pelatih ternama dari Australia

Kemenpora Dukung Turnamen PBSI Sumedang Open 2024

Sekretaris jenderal PB PRSI, Ali Patiwiri, menjelaskan, hingga batas waktu yang ditentukan, enam atlet tidak datang berlatih. Padahal, mereka masih mendapatkan dan menikmati fasiltas pelatnas, seperti penginapan, makan dan honor bulanan. 

"Federasi sangat kecewa dengan sikap mereka. Bisa jadi mereka ada yang menghasut agar tidak disiplin," kata Ali Patiwiri, dalam keterangan resminya yang diterima VIVA, Senin 31 Oktober 2022. 

Kaba Diawara Siapkan 19 Pemain Terbaik Guinea untuk Jegal Timnas Indonesia ke Olimpiade 2024

Ditambahkan Ali, pangkal masalahnya adalah keenam perenang itu menolak dilatih oleh Michael Piper, yang sudah setahun melatih pelatnas renang. Mereka beralasan Piper tidak memberikan kemajuan prestasi. Hal itu menjadi tak beralasan, karena 17 perenang lainnya tetap semangat berlatih di bawah Pipper, dan mencatat kemajuan. 

Keenam perenang yang mangkir dari latihan itu adalah, Erick Ahmad Fathoni, Joe Aditya Wijaya Kurniawan, Farrel Armandio Tangkas, Angel Gabriella Yus, Azzahra Permatahani, dan Flairene Candrea Wonomiharjo. 

"Pengurus sedang mempertbangkan pemberian sanksi kepada mereka, agar tidak menjadi preseden," ucap Ali.

Sementara itu, Kemenpora dan KOI kecewa enam perenang belum mau bergabung yang bisa berdampak buruk bagi prestasi mereka. 

Tim Review Peningkatan Prestasi Olahraga Nasional (PPON) Kemenpora mengatakan, kerugian besar jika para perenang mangkir dari latihan, namun masih menggunakan fasilitas pelatnas. 

Pelatnas renang kali ini jangka panjang mulai Olimpiade 2024, 2028 hingga 2032. Selain itu, tim menunjuk Michael Piper sebagai pelatih kepala. 

"Piper ini pelatih renang dunia dengan lisensi platinum yang belum ada di Indonesia. Selain itu telah menghasilkan medali di Olimpiade. Jadi tidak wajar kalau atlet Indonesia menilai kinerja pelatih Piper," jelas Anggota Tim Review PPON Kemenpora, Calvin Legawa.

Kemudian, Piper juga melakukan monitoring dan evaluasi seperti SEA Games 2022, Kejuaraan Dunia, ASEAN University Games sehingga ada kekurangan yang harus dibenahi. 

"Sebelumnya pelatih kepala Albert Sutanto dan Piper hanya pelatih statusnya. Makanya kita naikan sekarang jadi pelatih kepala. Karena berdasarkan evaluasi, para perenang yang saat ini mangkir latihan karena pada latihan sebelumnya tidak berlatih maksimal. Contohnya sering absen latihan dengan berbagai malam ijin, sehingga pada SEA Games tidak menunjukan catatan waktu terbaik," tegas Calvin. 

"Piper juga sudah memantau para perenang junior pada Festival Akuatik lalu, yang kemudian memanggil para perenang junior ke pelatnas untuk menuju prestasi Olimpiade sesuai DBON," paparnya 

Komite Olimpiade Indonesia (KOI) juga menyesalkan para perenang yang belum mau bergabung karena alasan tertentu. Anggota komite eksekutif KOI, Arlan Lukman berharap para perenang bisa bergabung untuk mengikuti arahan pelatih. 

"Pelatnas kali ini agak berbeda karena sesuai DBON menuju prestasi di Olimpiade 2024, 2028 dan 2032. Jika memang belum mau bergabung, masih bisa berlatih di klub masing-masing dan kemudian mengikuti seleknas kembali di Februari 2023. Selain itu ada time trial yang digelar setiap 2 bulan," ucap Arlan.

Pada intinya, dari KOI dan tim review akan bekerjasama dengan Kemenpora dan KONI Pusat bakal memilih atlet terbaik untuk dikirim pada multi event terdekat seperti SEA Games 2023 dan Asian Games 2022.
 
"Kalau tidak ikut pelatnas dan tidak ada datanya, bagaimana kita menilainya. Jadi menyayangkan kepada para perenang yang mangkir dari pelatnas," ungkap Arlan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya