- ANTARA/Sahrul Manda Tikupadang
VIVAnews - Sebanyak 38 pebiliar Indonesia akan bertarung dengan 26 pebiliar internasional dalam ajang Grand Final Guiness World Series of Pool 2011 (GWSP) di Mall Taman Anggrek pada 14-17 Juli 2011. Empat di antara wakil Indonesia merupakan wakil dari POBSI dan enam orang lagi merupakan pemain undangan termasuk di antaranya Ricky Yang dan Irsal Nasution.
Mereka bakal memperebutkan hadiah uang total US$100 ribu. Banyaknya wakil Indonesia ini membuat Ketua Umum PB POBSI Tutuk Kurniawan optimis juara GWSP tahun ini berasal dari tuan rumah.
"Atlet-atlet Indonesia tidak perlu takut menghadapi atlet internasional," kata Tutuk dalam jumpa pers di atrium Mall Taman Anggrek, Rabu 13 Juli 2011.
"Tahun 2009 kita menemukan Ricky Yang, tahun 2010 kita juga menemukan Irsal Nasution, mudah-mudahan tahun ini kita bisa menemukan talenta baru dari Indonesia."
Ditambahkan Tutuk untuk peserta tahun ini didominasi muka-muka lama yang tahun lalu juga ikut GWSP. Bahkan ada yang pernah masuk Pelatnas biliar. Inilah bekal Tutuk menjadi optimis bahwa akan ada pemain Indonesia yang ke final.
"Memang ada muka baru tahun ini, tapi didominasi pemain Pelatnas. Maka itu kesempatan menjegal pemain-pemain asing lebih besar," kata Tutuk.
Para pemain asing yang ikut terlibat antara lain Mika Immonen, Thorsten Hohman, Johny Archer, dan Shane Van Boening. Mereka tidak sabar menjajal kemampuan pebiliar Indonesia."Tahun lalu saya belum punya kesempatan main di Indonesia. Tapi saya lihat kualitas pemain Asia makin meningkat dan saya rasa mereka juga tak sabar bertemu kami," kata Immonen.
Hal sama juga disampaikan Hohmann. Namun, dia lebih menitikberatkan pada suasana Grand Final yang meriah di Mall Taman Anggrek sebagai venue."Saya terkesan dengan set-up indah di sini (Mall Taman Anggrek), ini merupakan set-up terindah yang pernah saya lihat. Saya juga tak sabar mengikuti event besar ini mulai besok," kata Hohmann. (eh)
Kena Veto Amerika Serikat, Palestina Gagal Jadi Anggota Penuh PBB Usai Ajukan Resolusi
Palestina mengalami kegagalan dalam usahanya menjadi anggota penuh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) setelah Amerika Serikat menggunakan hak veto dalam pertemuan DK PBB.
