Larasati, dari Tolak Peluru ke Berkuda

Duet emas Larasati Gading dan Wallenstein
Sumber :
  • VIVAnews/Irvan Beka

VIVAnews - Larasati Gading menjadi atlet equestrian Indonesia terakhir yang turun di nomor dressage beregu, Kamis, 17 November 2011. Tiga rekannya yakni Alvaro Menayang, Ferry Wahyu Hadiyanto dan Djolfi Momongan sudah lebih dulu tampil.

Begitu Laras dan kudanya, 'Wallenstein', selesai melakukan serangkaian gerakan yang sudah ditentukan, penonton bersorak heboh. Seakan mereka tahu kalau nilai yang diberikan juri untuk Laras pasti tinggi. Dan ternyata benar. Larasati mendapatkan skor 72,008 persen. Ibu dari Alyssa (20), Melissa (13) dan Tisha (7) ini menjadi satu-satunya dari 11 peserta yang mencatatkan poin di atas 70 persen.

Indonesia pun merebut emas. Skor total tim Merah Putih 205,947 poin. Unggul dari Thailand (195,758) yang merebut medali perak. Sedangkan medali perunggu direbut oleh  Myanmar yang mengoleksi 164,621 poin.

"Alhamdulillah, mimpi jadi kenyataan. Dukungan yang saya dapatkan untuk meraih ini luar biasa. Pelatih, perawat kuda, lalu yang merawat anak-anak saya di rumah sehingga saya bisa konsentrasi berlatih. Dan tentunya juga anak-anak dan suami saya," kata Laras, istri dari Irvan Gading yang menjabat sebagai Presiden Federasi Equestrian Indonesia (EFI).

Jalan untuk meraih emas ini memang sangat panjang. Setahun belakangan Laras sering bolak-balik Indonesia-Jerman untuk berlatih intensif sekaligus bertanding. Hasilnya sangat baik. Di 4 pertandingan terakhir di Jerman sebelum pulang untuk bertanding di SEA Games, ia merebut empat kemenangan beruntun.

Alasan Negara Arab Lebih Pilih Dukung Israel daripada Iran, Khawatir Perang Makin Luas

Larasati Gading dengan medali kebanggaan

Laras akrab dengan kuda sejak kecil saat masih tinggal di Jerman, negara yang industri serta olahraga berkudanya sudah sangat maju. Umur 6 mulai berlatih dan tiga tahun kemudian sudah bertanding. "Saya juga dulu sempat jadi atlet anggar dan tolak peluru lho," kata Laras yang baru saja ulang tahun ke-40 pada 14 November lalu.

Untung saja Laras kemudian memilih untuk serius di cabang equestrian, walau sebenarnya tubuhnya yang 175cm juga menunjang untuk bisa handal dalam tolak peluru. Ia sudah ikut SEA Games dua kali. Hasilnya perunggu pada tahun 2001 dan perak di tahun 2007.

Susan Rueben, pelatih tim Indonesia asal Jerman, puas sekali dengan keberhasilan Laras. "Penampilannya tadi tanpa cela. Dia telah dengan sempurna melakukan apa yang didapat dalam latihan."

Larasati masih ada peluang untuk mendapatkan emas keduanya. Ia akan turun di nomor dressage perorangan yang perebutan medalinya dilakukan pada hari Minggu, 20 November 2011.

Test drive Suzuki Jimny 5 pintu

Suzuki Sediakan Aksesori Resmi Jimny 5 Pintu, Ini Daftar Lengkapnya

Jimny 5 pintu terkenal dengan ketangguhannya di medan offroad.

img_title
VIVA.co.id
23 April 2024