- Zimbio
VIVAnews – Perenang putri Ye Shiwen harusnya berbangga bisa mempersembahkan dua medali emas bagi China di Olimpiade London 2012. Sayangnya, satu masalah mengusik kesuksesan juara nomor gaya ganti perorangan 200 dan 400 meter tersebut.
Torehan Shiwen di Olimpiade ke-30 ini terbilang sensasional. Menurut Direktur Eksekutif Asosiasi Pelatih Renang Dunia, John Leonard, sejarah menunjukkan bahwa setiap kali sesuatu yang fantastis terjadi di olahraga akan berujung pada kasus doping.
Shiwen merasa tersudut dengan pernyataan Leonard tersebut. Perenang yang baru menginjak 16 tahun ini menganggap pelatih asal Amerika Serikat itu telah meremehkan kemampuan atlet Negeri Tirai Bambu.
“Pelatih itu tidak profesional. Jika perenang asing meraih hasil ini, maka mereka mengatakannya sebuah keajaiban. Tapi, saya tidak akan terpengaruh oleh tuduhan itu,” ujar Shiwen kepada kantor berita Xinhua.
Keraguan Leonard muncul lantaran Shiwen berhasil mencetak rekor baru Olimpiade. Dara berpostur 172 sentimeter itu mencatatkan waktu 29,75 detik di 50 meter terakhir nomor 200 meter. Catatan tersebut bahkan mematahkan torehan jawara AS, Michael Phelps, di babak final putra.
Sedangkan catatan waktu 28,93 detik di 50 meter terakhir nomor 400 meter milik Shiwen juga lebih cepat dari torehan rekan senegara Phelps yang juga meraih medali emas, Ryan Lochte.
“Bagaimana bisa saya dibandingkan dengan Lochte? Hasil akhir 400 meter dia lebih cepat 20 detik dari saya. Dia juga terlihat sangat santai setelah memenangi balapan itu. Gaya bebas adalah favorit saya di nomor gaya ganti. Tapi, saya tidak bisa dibandingkan dengan perenang spesialis gaya bebas pria,” tutur Shiwen.
Perenang kelahiran Hangzhou itu pun mengecam pemberitaan media massa Eropa. “Karena masalah doping dan konferensi pers, saya sangat telat kembali ke kamar. Saya sangat berterima kasih atas dukungan siapa pun! Tak terkecuali media massa Barat!” (one)
Kontingen Olimpiade Indonesia Bertolak ke Brasil Sore Ini
Ada 28 atlet dari 7 cabang olahraga yang terbang ke Rio de Janeiro.
