Bonus Berbeda, Atlet Paralympic Ajukan Protes

Atlet Paralympic Indonesia Jalani Pembuatan Visa Olimpiade London 2012
Sumber :
  • VIVAnews/Fernando Randy
VIVAnews
Papua Berambisi Jadi Tuan Rumah PON 2020
- Atlet paralympic kontingen Jawa Tengah yang berhasil meraih medali dalam Pekan Paralympic Nasional (Peparnas) 2012di Riau kecewa dengan jumlah bonus yang diterimanya. Pasalnya, jumlah bonusnya terpaut jauh dibandingkan bonus yang diperoleh atlet peraih medali dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) 2012 di Riau.

PON XVIII Riau Ditutup, Sampai Jumpa di Jawa Barat
 
DKI & Jabar Bersaing Ketat, Jatim Melorot
Salah satu atlet paralympic kontingen Jawa Tengah, Timin mengaku sangat kecewa dengan jumlah bonus yang diberikan oleh KONI Jawa Tengah. Atlet paralympic peraih medali emas hanya dikasih bonus sebesar Rp32,5 juta. Padahal atlet normal peserta PON dari Jawa Tengah yang berhasil menggondol medali emas mendapatkan bonus Rp150 juta.
 
"Padahal kita sama-sama membela untuk nama Provinsi Jawa Tengah tetapi kok jumlah bonus yang diberikan antara atlet Peparnas dengan atlet PON berbeda jauh. Kita kecewa," kata Timin yang merupakan peraih medali emas untuk cabang olahraga atletik saat ditemui VIVAnews, Kamis, 28 Februari 2013.

 

Ia pun berharap supaya jumlah besaran bonus yang diperolehnya tidak berbeda jauh dengan peraih medali PON. “Ya, harapannya sih jumlah bonus sama dengan atlet normal. Tidak diskriminasi seperti ini,” keluhnya.

 

Hal senada juga diungkapkan oleh pelatih tim bola volly duduk Jawa Tengah, Joko Sulastomo. Menurut dia jumlah bonus tersebut agak ganjil. Pasalnya, Jawa Tengah menjadi juara umum dalam ajang Peparnas 2012 lalu.

 

"Jumlah bonus kok Rp32,5 juta untuk medali emas. Nggak sekalian Rp35 juta per medali emas. Padahal untuk atlet normal yang tidak difabel jumlah bonusnya mencapai Rp150 juta," ucapnya.

 

Selanjutnya, dia pun menginginkan supaya selisih pemberian bonus antara atlet difabel yang berlaga dalam ajang  Peparnas dan atlet normal dalam ajang PON tidak terpaut jauh. "Masak selisih bonusnya cukup jauh. Padahal kita sama-sama membela untuk nama Jawa Tengah dan menjadi juara umum," tegasnya.

 

Dampak dari kebijakan dikriminasi tersebut, lanjut dia, banyak atlet yang mengeluhkan perolehan jumlah bonus tersebut. "Ya, mereka mengeluhnya lewat SMS dan menuliskan di Facebook," ujarnya.

 

Sementara itu, Ketua National Paralympic Committe (NPC) Jawa Tengah, Budi Haryanto mengaku sudah berusaha semaksimal mungkin untuk memperjuangkan kenaikan jumlah bonus para atlet paralympic. Hanya saja, kebijakan itu merupakan hasil produk keputusan pengurus KONI lama.

 

"Memang pada awalnya dijanjikan bahwa atlet peraih medali emas akan mendapatkan bonus sebesar Rp40 juta. Tetapi akhirnya jumlah itu turun, mengingat perolehan medali kontingen paralympic Jawa Tengah melampui target. Sehingga jumlah bonus dikurangi karena jumlah anggarannya membengkak," ucap dia.

 

Selanjutnya, ia menyebutkan, peroleh medali emas akan mendapatkan bonus senilai Rp32,5 juta, peraih medali perak memperoleh bonus sebesar Rp15 juta dan peraih medali perunggu mendapatkan bonus sekitar Rp10 juta.

 

"Padahal atlet normal peraih medali emas dalam PON yang mendapatkan medali emas mendapatkan bonus Rp150 juta, medali perak 50 juta dan mendali perunggu 30 juta," sebutnya.

 

Kedepannya, kata dia, pihaknya akan melakukan penandatanganan MoU dalam perjanjian pemberian jumlah bonus supaya selanjutnya tidak ada perubahan jumlah bonus yang telah dijanjikan kepada para atlet paralympic.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya