Gagal di SEA Games, Menpora Wajib Berbenah

Menpora, Imam Nahrawi
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Andika Wahyu
VIVA.co.id
Soal Jadi Pembalap Cadangan Manor, Kemenpora: Terserah Rio
- Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrawi, ditunggu banyak tugas usai kegagalan kontingen Indonesia mencapai target peringkat dua yang dicanangkannya sejak menjabat beberapa bulan lalu.

Ketum KOI: Angkat Besi Cabor Andalan Indonesia

Meski meraih 47 medali emas seperti yang menjadi target Satlak Prima, namun ternyata itu hanya membuat Indonesia berada di peringkat kelima klasemen raihan medali di ajang dua tahunan tersebut.
Kisah Pahit Rio Haryanto di F1


Sejak dari masa persiapan, keberangkatan, hingga di hari pelaksanaan SEA Games Singapura 2015, masih banyak permasalahan yang terjadi. Misalnya saja perihal konflik yang melibatkan KONI dan KOI selaku lembaga tinggi olahraga di tanah air.


Konflik antara Tono Suratman dan Rita Subowo ini terjadi dan berakumulasi hingga hari pelaksanaan SEA Games. KOI yang dipimpin oleh Rita mencoret nama Tono dan anggota KONI lainnya dari daftar penerima akreditasi di ajang tersebut.


"Pak Tono sama Sekjen KONI atas nama dewan Satlak Prima saya usulkan untuk dapat akreditasi, tetapi dicoret oleh KOI," ujar Ketua Satlak Prima, Suwarno.


Selain itu, ada pula pelanggaran prosedur yang terjadi dalam pendaftaran atlet yang akan dikirim. Contohnya terjadi pada cabang tenis meja. Pemain seleksi pilihan Satlak dicoret oleh KOI, dan digantikan oleh pemain pilihan dari PB PTMSI pimpinan Oegroseno.


Dualisme kepengurusan di lembaga tersebut membuat program dan rencana strategi yang dibuat oleh Satlak menjadi berantakan dan berujung lepasnya target medali emas dari cabang ini.


Menurut Suwarno, seharusnya pada kasus ini, Menpora bisa bertindak tegas dengan tetap mendahulukan atlet pelatnas yang diseleksi dibanding atlet titipan dari salah satu pihak.


"Komitmen harus dipegang. Jangan ada orang masuk dari luar pelatnas, oke-oke saja tidak dibantah," tegas mantan Pangdam Brawijaya itu.


Kemudian ada pula masalah yang timbul di cabang menembak. Ketidakseriusan pengurus sejak mulai masa persiapan patut menjadi bahan evaluasi menyeluruh oleh Menpora.


Padahal cabang olahraga ini sejak masa persiapan masih belum mampu mencapai target yang dicanangkan. Tetapi, baik manajer dan pengurus tidak memperlihatkan keseriusan untuk melakukan pembenahan.


"Kalau untuk cabang menembak saya minta untuk dirombak total. Kalau tidak dirombak total, lebih baik saya mundur," ujar M. Asyik, Koordinator Cabang Akurasi Satlak Prima. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya