Kisah Getir Mantan Atlet Senam Nasional Korban Penggusuran

Mantan atlet senam nasional, Amin Ikhsan
Sumber :
VIVA.co.id
- Bagi Amin Ikhsan mungkin tak pernah terbersit sebelumnya, kelak dia harus jatuh bangun dalam hidupnya setelah melewati masa-masa keemasan sebagai atlet senam nasional.

Sederet prestasi membanggakan pernah ditorehkan Amin sebelum dia harus berjuang melawan penyakit gagal ginjal yang menderanya sejak sekitar 10 bulan lalu. Sebelumnya Amin mengaku cukup 'termanjakan' saat masih aktif menjadi atlet.

"Impian jalan-jalan ke luar negeri bisa saya wujudkan dengan menjadi atlet. Perhatian (dari pemerintah) pun selalu saya dapatkan. Tapi itu dulu, sekarang saya kondisinya justru berbanding terbalik," ungkap Amin.

Ada sedikit penyesalan dalam diri Amin, penyesalan yang lebih terarah terhadap perhatian pemerintah kepada para mantan atlet. Menurut dia, hal itu masih sangat kurang karena kenyataannya tak sedikit di antara mantan atlet nasional kini harus hidup getir menghadapi tuntutan hidup.

Perkenalan Amin dengan dunia olahraga senam terjadi sejak kecil dan ketika dia duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP) di Kabupaten Subang, sudah cukup serius melakoni berbagai ajang kejuaraan tingkat daerah dan antarklub.

Keseriusannya menekuni profesi sebagai atlet gimnasium berbanding lurus dengan prestasinya hingga mengantarkannya menjadi atlet level nasional sejak 1997. Dia pun sempat tampil dalam kejuaraan dunia senam aerobik di Jepang.

Meski tak mampu meraih medali, Amin juga mampu masuk deretan lima besar dalam Kejuaraan Senam ASEAN 2002 di Thailand. Serta pernah membela Jabar di ajang PON 2000 yang dilaksanakan di Surabaya.

Pada tahun 2014, meski usianya sudah tak muda lagi dan sudah merasakan sakit, Amin sebenarnya masih bertanding membela kontingen Kabupaten Bekasi di ajang Pekan Olahraga Daerah (Porda) XIII/2014. "Meski sedang sakit tapi saya tetap memaksakan diri tampil karena tanggung jawab dan komitmen saya terhadap daerah yang dibela," lirihnya.

Sejak pensiun sebagai atlet, Amin sendiri sebenarnya memiliki usaha kontrakan dan studio musik sebagai bekal masa depan. Namun, investasi hari tuanya itu seolah lenyap begitu saja ketika sejumlah alat berat yang dikerahkan Pemkot Bandung meratakan ratusan bangunan milik warga, termasuk miliknya di kawasan Kiaracondong, Kelurahan Kebonwaru, Kecamatan Batununggal, Kota Bandung.

Meski menyandang sebagai atlet yang pernah mewakili Indonesia di sejumlah event internasional, tapi Amin merasakan ketidakadilan sebab sebagai warga dia merasa jasanya selama ini seolah sudah dilupakan oleh pembongkaran yang dilakukan pemerintah. "Tapi menjadi atlet itu yang saya rasakan sekarang tidak seperti yang sebelumnya diimpikan," tuturnya.

Pembongkaran dilakukan oleh Pemkot Bandung dengan dalih revitalisasi kawasan. Demi sebuah keadilan Amin memilih bertahan bersama sejumlah warga lainnya dan menitipkan istri serta anaknya kepada mertuanya.

"Saya bertahan karena ingin mendapatkan keadilan yang layak atas tanah yang sebelumnya saya tempati dan kemudian dibongkar pemerintah," ungkapnya.

Ditawari Main Film, Atlet Cantik Wushu Ini Justru Menolak
Ditawari tinggal di mess Persib
Bintang Film Ip Man Nongol di Kejuaraan Dunia Wushu
Pemkot Bandung menawarkan tempat tinggal sementara kepada Amin.Kediaman Amin sendiri yang berada di Kawasan RT 01/03 Kelurahan Kebonwaru, Kecamatan Batununggal, Kota Bandung termasuk ke dalam wilayah yang dibongkar untuk dijadikan Apartemen Rakyat oleh Pemkot Bandung. Amin lebih memilih mendirikan tenda di samping rumahnya yang telah dirobohkan.

Menpora Harapkan Indonesia Juara Umum SEASA 2015
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Bandung, Aos WA Bintang mengutarakan pihaknya telah melakukan kunjungan ke tenda yang ditempati Amin. Dalam kunjungan tersebut, mewakili Pemkot Bandung sudah menawarkan tempat tinggal sementara kepada Amin yakni di Mess Persib, Jalan Ahmad Yani, Kota Bandung yang lokasinya bisa dikatakan tak jauh dari rumah Amin yang dibongkar.

Aos mengungkapkan pihaknya juga menerangkan kepada Amin, jika Wali Kota Bandung Ridwan Kamil sempat akan datang mengunjungi dirinya pada Sabtu 8 Agustus 2015. Namun niatnya urung dilaksanakan karena, Amin sendiri tidak ada di tempat dan sedang melakukan cuci darah karena penyakit gagal ginjal yang dideritanya.

"Kita lakukan kunjungan atas arahan pak wali, untuk meninjau langsung ke tempat. Saya juga jelaskan jika hari Sabtu kemarin pak wali tidak jadi datang karena pak Amin sedang cuci darah," ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Kadispora) Kota Bandung, Ajie Giyatmoko mengutarakan akan menampung aspirasi dari Amin dan akan membantu memperjuangkan. "Aspirasinya akan kami perjuangkan, pemerintah juga tidak samapi memandang sebelah mata," tegasnya.

Perhatian serupa juga diberikan oleh para mantan atlet Jabar yang berinisiatif membentuk "Gerakan Sahabat Amin", tujuan dari gerakan ini adalah untuk menggalang dana bagi Amin sejak namanya ramai jadi perbincangan publik karena harus hidup di dalam tenda pengungsian akibat rumahnya dibongkar.

"Sebagai sesama mantan atlet, kami terketuk begitu mengetahui keadaan sahabar kami Amin. Gerakan ini kami lakukan sebagai inisiatif untuk menggalang dana demi meringankan beban amin," papar mantan atlet panjat tebing, Hendry Winoto.

Sejumlah mantan atlet terlibat dalam gerakan ini seperti mantan pebultangkis nasional, Yuli Marfuah, lalu Utami Dewi (eks atlet taekwondo) dan lainnya. Mereka pun menyampaikan nomor layanan yang bisa dihubungi pihak-pihak yang ingin membantu.

Hendry menyatakan untuk pihak-pihak yang berniat luhur jadi donator bisa bisa menyalurkan bantuannya melalui transfer Ke Rekening Bank BCA atas nama Hendry Winoto Hasan, nomor rekening 449-1370755.

Sementara untuk hot line "Gerakan Sahabat Amin" dapat menghubungi langsung kepada Hendry di nomor 08112203576, lalu Ira Purnamasari (mantan atlet judo) 08122126463; Utami Dewi (mantan atlet taekwondo) 081320204428; Yuli Marfuah (mantan peulutangkis) 081321778797, dan Sri Mulyani (mantan atlet senam) 08122054429.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya