- konidki.or.id
Menanggapi hal ini, Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi Dki Jakarta, Raja Sapta Ervian, menyebut transfer atlet sebagai hal yang sudah lazim. Mantan ketua umum PB Forki ini melihat transfer atlet bukan hanya semata-mata untuk mendulang emas. Tapi ada beberapa anggapan yang lebih bijak menyikapi hal ini.
“Masalah 'caplok' pemain buat kami itu tidak masalah, dan perpindahan atlet itu hal yang lazim, selama memang yang diprioritaskan itu adalah keinginan atlet itu sendiri," kata pria yang akrab disapa Eyi ini.
"Banyak faktor seorang atlet bisa pindah ke daerah lain. Bisa saja atlet tersebut ikut keluarga yang pindah ke kota lain, dan melakukan latihan di daerah lain. Atau bisa saja karena ada yang melanjutkan pendidikan di daerah lain,” ujar dia.
“Jadi, kita harus memandang perpindahan atlet sebagai hal yang positif. Soal regulasinya, sebenarnya perpindahan itu banyak terjadi di level cabor (Pengprov). Mereka sepakat pindah dulu baru mereka laporan ke KONI. Ini juga kan bagian dinamika di PON,” tuturnya.
Saat ditanya apakah kontingen DKI akan melakukan transfer pemain, Eyi menyebut jika para atlet yang ada sudah cukup kompetitif di ajang PON 2016. Namun, ia belum bisa memastikan apakah kontingen DKI akan melakukan transfer atlet.
“Kita lihat dari komposisi Timnas Indonesia di semua cabor, yang paling banyak kan masih DKI. Kita nggak usah berbicara soal saingan yang lain-lain, lihat komposisi timnas terbanyak kan dari DKI," ujarnya. (art)
