Dia Atlet Amerika Pertama yang Gunakan Hijab di Olimpiade

Atlet anggar Amerika Serikat yang gunakan hijab, Ibtihaj Muhammad
Sumber :
  • REUTERS/Lucy Nicholson
VIVA.co.id
Al-Deehani, Atlet Tanpa Negara Pertama Raih Emas Olimpiade
- Nama Ibtihaj Muhammad mungkin masih asing di telinga kita. Namun, atlet anggar Amerika Serikat ini berhasil mencuri perhatian di Olimpiade Rio 2016 ini.

Tak Raih Medali, Dewi akan Kejar Peringkat Terbaiknya
Wanita berusia 30 tahun ini masuk ke dalam tim anggar AS untuk tampil di Olimpiade 2016 ini, dan tercatat menjadi Olimpian Amerika pertama yang tampil menggunakan hijab.

Hendra Setiawan Ungkap Rencana Masa Depan Kariernya
Meski tumbang di babak 16 besar nomor individual saber dari atlet Prancis, Cecilia Berder, Ibtihaj tetap mampu menembus batasan yang selama ini dianggap tabu oleh sebagian besar masyarakat AS.

"Saya mengatakan padanya untuk membawa pulang emas. Saya tidak bermaksud membebaninya," canda Presiden AS, Barack Obama, saat berkunjung ke salah satu masjid di AS bulan Februari lalu, seperti yang dilansir dari Reuters.

Lahir dan besar di New Jersey, Ibtihaj mencari olahraga yang bisa ditekuninya tetapi tetap menjaga tubuhnya masih bisa tertutup dengan rapat. Anggar pun menjadi pilihan saat ia masih duduk di bangku SMA.

Pada 2002, Ibtihaj mulai bergabung dengan salah satu klub anggar top di AS yaitu Peter Westbrook Foundation dan dilatih oleh Akhi Spencer-El, yang merupakan jebolan Olimpiade 2000 Sydney.

Penampilannya pun terus menanjak sejak saat itu. Ia berhasil menjadi juara Olimpiade Junior pada 2005 dan terpilih masuk ke tim nasional anggar Amerika pada 2010.

Berperingkat dua di Amerika dan peringkat delapan dunia, Ibtihaj akhirnya mendapatkan kesempatan tampil di ajang Olimpiade.

Pada pertandingan pertamanya hari Senin kemarin, 8 Agustus 2016, di Carioca Arena 3, Ibtihaj pun memperlihatkan kalau dirinya tak berbeda dengan masyarakat AS pada umumnya. Siap berkorban demi negara.

Kalau masih ada yang mempertanyakannya, andai mereka bisa melihat saat ia menutup wajahnya dengan masker anggar lengkap dengan bendera Amerika di belakang hijab hitam yang dikenakan Ibtihaj.

"Saya merasa bangga untuk mewakilkan tim AS meski akhirnya kalah," ujar Ibtihaj, usai tumbang di tangan Cecilia Berber.

Simbol Melawan Anti-Islam

Tidak hanya menjadi seorang sosok atlet, Ibtihaj kini menjadi simbol perlawanan terhadap intoleransi yang saat ini sedang "menggerogoti" Amerika, apalagi dengan munculnya kandidat presiden Donald Trump yang berkali-kali menegaskan anti-Islam.

"Saya sampai berpikir, kenapa mereka tak bisa melihat Muslim seperti kelompok agama yang lain? Kami konservatif, kami liberal. Ada wanita yang pakai hijab, ada yang tidak. Ada Muslim Afrika Amerika, ada Muslim berkulit putih, ada Muslim Arab," tutur Ibtihaj.

"Saya pikir orang-orang yang menonton berita harus tahu pentingnya seorang wanita Muslin di tim AS. Sekali lagi, ini bukan hanya tim tapi ini Amerika Serikat. Di tengah semua masalah politik yang kami dengar, ini seperti saat pertama kali saya masuk tim AS. Dan sekali lagi, ini jadi tantangan untuk menjelaskan sebenarnya tentang seorang wanita Muslim," lanjutnya.

Karena itulah, kehadiran Ibtihaj Muhammad di Olimpiade 2016 ini bak waktu yang amat tepat. Ia tak perlu medali untuk memberikan perubahan. Memasang masker anggarnya di atas hijab yang dikenakan dan bersaing di turnamen olahraga terbesar di dunia sudah lebih dari cukup.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya