- VIVA.co.id/Riki Ilham Rafles
VIVA.co.id – Pertandingan cabang olahraga gulat dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX/2016 Jawa Barat yang berlangsung di GOR Saparua, Bandung kacau balau. Setidaknya ada 2 kontingen, yakni Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan yang melakukan protes.
Mereka merasa dicurangi oleh keputusan wasit yang dinilai memihak kepada tuan rumah. Puncak kericuhan terjadi saat pertandingan semifinal kelas 74kg antara Rendi dari Kalsel melawan pegulat Jabar, Heri Fadli.
Kalsel melancarkan protes keras yang menyebabkan wasit beserta dengan technical delegate (TD) mesti menonton ulang vide pertandingan. Penyebabnya, tim Kalsel menilai ada yang salah dari penilaian wasit di lapangan.
"Kita dari awal sudah berpikir wah ini ada apa, tetapi kita berpikir positif, eh tapi salah," ujar pelatih tim gulat Kalsel, Zulfadli kepada VIVA.co.id saat ditemui, Sabtu 24 September 2016.
Zulfadli bukan tanpa alasan menilai ada yang salah dari penilaian wasit. Meski mendatangkan sang pengadil dari luar negeri, namun kejanggalan terasa ketika Panitia Pelaksana pertandingan memilih wasit asal Korea Selatan.
Keterikatan antara kontingen gulat Jabar dengan Korsel dianggap menjadi masalah utama. Tuan rumah di masa persiapan menjelang PON 2016 mengirim atletnya untuk berlatih di sana.
"Mereka latihannya di Korea Selatan, pelatihnya juga, terus keputusannya sangat miring. Harusnya dikasih pasif tapi tidak, terus saya kasih challenge, tapi diabaikan," keluh Zulfadli.
Setelah melakukan pertemuan, wasit akhirnya mengumumkan untuk tetap memenangkan pegulat asal Jabar. Sebab, 2 dari 3 wasit yang memimpin pertandingan menyatakan Heri sebagai pemenang pertandingan.
Sementara itu, kontingen Kaltim yang ketika kericuhan menjadi penonton di tribun menjadi tersulut juga emosinya. Mereka tak henti memaki wasit-wasit yang berada di tepi arena pertandingan.
Sama halnya dengan Kalsel, mereka juga merasa dicurangi sehari sebelumnya. Ketika itu, pegulat Kaltim, Mohammad Iqbal didiskualifikasi oleh wasit. Peraih medali emas SEA Games 2011 lalu dianggap melakukan 3 kali gerakan pasif.
Tak terima dengan keputusan tersebut, Wakil Gubernur Kaltim, Mukmin Faisal menegaskan pihaknya akan melayangkan nota protes kepada Dewan Hakim PB PON. Dia yang setia menonton pertandingan gulat meminta panpel untuk segera melakukan pembenahan.
"Perlu dievaluasi bahwa panitia harus melakukan evaluasi secara menyeluruh. Hal yang tidak baik harus segera diantisipasi. Wasit tidak jujur ya jadinya seperti ini," tegasnya.