Rekayasa Lalu Lintas AG 2018, Indonesia Belajar ke Jepang

Ketua Panitia Penyelenggara Asian Games 2018 (INASGOC), Erick Thohir
Sumber :
  • VIVA/Dhana Kencana

VIVA – Kemacetan menjadi isu terpanas jelang Asian Games 2018. Jakarta sebagai salah satu tuan rumah memang dikenal sebagai kota paling macet di Indonesia.

Kisah Inspiratif Jonatan Christie, Atlet Bulutangkis yang Bangun Masjid dari Dana Bonus Asian Games

Komite Olimpiade Asia (OCA) meminta kepada INASGOC untuk bisa menyelesaikan masalah ini. OCA berharap para atlet menempuh perjalanan yang singkat saat harus berangkat ke venue pertandingan.

Setidaknya, waktu tempuh dari kampung atlet di Kemayoran ke setiap venue adalah 30 hingga 45 menit.

Kritik untuk Pelaksanaan Munas Pengurus Besar Taekwondo Indonesia

Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Salahudin Uno, menyatakan jarak tempuh antara penginapan atlet dengan venue maksimal adalah 34 menit.

Demi merealisasikan hal tersebut, Ketua INASGOC, Erick Thohir, menyatakan pihaknya akan mengirimkan perwakilan ke Tokyo demi melakukan studi banding.

Eunhyuk Super Junior: Banyak Memori Indah Terukir di Indonesia

"Tokyo akan menjadi tuan rumah Olimpiade 2020. Mereka juga dikenal sebagai kota yang tingkat kemacetannya luar biasa. Jadi, kami akan belajar dari mereka terkait penanganan dan rekayasa lalu lintas untuk Asian Games nanti," kata Erick di Hotel Sheraton, Jakarta, Minggu 14 Januari 2018.

Isu lain yang mengkhawatirkan sebenarnya adalah tingkat polusi udara di Jakarta dan Palembang. Dengan kepadatan lalu lintas yang ada, sudah tentu udara menjadi lebih kotor.

Namun, pihak OCA tak mempermasalahkan ancaman tersebut. Mereka menilai udara di Jakarta dan Palembang masih dalam batas wajar.

"Kami tak merasakan adanya polusi. Jadi, tak masalah," ujar Ketua Corcomm OCA, Tsunekazu Takeda.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya