Mengerikan, Ambisi Juara Tinju Nasional Usai Dihajar Paspampres TNI

Juara tinju nasional, David Koswara
Sumber :
  • Instagram/@davidkoswara

VIVA – Juara tinju Indonesia, David Koswara tak berdaya kala menghadapi Pratu Alam Saputra dalam duel perebutan sabuk juara kelas berat Tinju Nasional Championships KTPI di Balai Sarbini, Jakarta, Selasa 6 April 2021.

Arsul Sani Sentil Paspampres soal Kasus Pengadangan Marhan Harahap hingga Meninggal

David Koswara tumbang di ronde kedua. Dia tak mampu lagi melanjutkan pertarungan ketika menerima upper cut dari lawannya yang juga prajurit Polisi Militer dari Batalyon Pengawal Protokol Kenegaraan (Yonwalprotneg) Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres).

David tak berdaya dan hanya pasrah ketika wasit mulai menghitung dan memutuskan dia kalah dengan hasil kekalahan TKO dari Pratu Alam Saputra.

Detik-detik Marhan Harahap Meninggal usai Diseret Petugas saat Akan ke Masjid

David pun harus rela, sabuk juara kelas berat Tinju Nasional Championships KTPI 2021 melingkar di pinggang sang lawan.

Meski demikian, David tak patah arang. Petinju yang kini berusia 44 tahun tersebut menegaskan bahwa dirinya telah berjuang. Hasil akhir baginya tidak terlalu penting.

Marhan Harahap Dihadang Hingga Meninggal, Jokowi Minta Aparat Keamanan Bertindak Humanis

"Hasil akhir tidak penting. Tetapi, perjuangan untuk terus bertarung di usia 44 tahun di mana tidak semua orang bisa melakukan hal ini," tulis David di Instagram.

Kekalahan ini tak membuat David berhenti. Bahkan, petinju asal Purwokerto, Jawa Tengah itu memiliki ambisi yang mengerikan yakni akan terus bertarung hingga tangannya tak lagi mampu bergerak.

"Dan berharap tetap mendapatkan duel sampai aku tidak bisa mengangkat kedua tanganku lagi," tegasnya.

David saat ini tercatat sebagai altet tinju Indonesia pertama yang pernah menjadi juara di empat kelas berbeda. Yang pertama dia dapatkan pada 1998, yakni kelas ringan 61 kilogram.

Bertanding di GOR Dimyati, Tangerang, David mendapatkan gelar juara kelas ringan Indonesia mengalahkan Maxi Karamoy sebagai juara bertahan. Dia menang catatan angka setelah melewati pertarungan 12 ronde.

Pada Maret 2000, gelar juara kelas welter 66 kilogram yang kemudian direbut oleh David. Dia lagi-lagi menang angka dalam 12 ronde atas Usman Zakaria.

Setahun berselang, David menegaskan diri menjadi yang terbaik dalam perebutan gelar PABA (Asia dan Pasifik) kelas menengag junior 69 kilogram. Petinju sesama Indonesia, Harmen Ajadato kalah perolehan angka darinya.

Gelar juara terakhir yang didapatkan David adalah kelas menengah 72 kilogram. Giliran Thompson Tasli yang dia kalahkan pada pertandingan yang berlangsung pada Desember 2003.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya