Petinju Pencabut Nyawa, Pukulannya Buat 200 Lawan Mati Tragis

Legenda tinju asal Yunani, Salamo Arouch
Sumber :
  • Wrestling.com

VIVA – Ada sebuah kisah mengerikan di sejarah tinju dunia yang dijamin membuat bulu kuduk yang mengetahui merinding. Digambarkan dia adalah seorang petinju asal Yunani yang menghabisi 200 nyawa, siapakah dia dan bagaimana perjalanan kariernya di dunia tinju? Ya, dia adalah Salamo Arouch petinju asal Yunani berdarah Yahudi yang lahir pada 1 Januari 1923 di Tesalonika. 

Mike Tyson Naik Ring Tinju Lagi, Ini Lawannya

Dia merupakan anak dari keluarga nelayan. Menginjak remaja, ayahnya mengendus bakat terpendam Salamo di dunia tinju. Salamo terus diasah bakatnya sampai di 1937, Salamo berkesempatan unjuk gigi di suatu kejuaraan di Yunani.

Di luar digaan, Salamo menang dan setahun kemudian dia kembali memenangkan kejuaraan dan menyabet gelar Middleweight of Greece. Talentanya menjadi-jadi dan di tahun 1939 dia menjadi juara Middleweight All Balkans dan mencatatkan kemenangan 24-0. Lalu insiden buruk terjadi, gejolak perang tahun 1943 membuat kariernya meredup. 

Butuh 17 Pukulan Mematikan, Mike Tyson Ungkap Petinju Ini Jadi Lawan Terberat

Pasukan Nazi berhasil masuk ke Tesalonika dan membawa lebih kurang 47 ribu Yahudi termasuk Salamo dan keluarganya. Dia dibawa ke sebuah kamp konsentrasi khusus Yahudi, para pria dipaksa bekerja tanpa upah dan para wanita dimasukkan ke ruangan gas untuk dibunuh secara sadis. 

Mereka dibius menggunakan gas. Beberapa hari berlalu, seorang komandan Nazi bertanya kepada tahanan 'Siapa yang seorang petinju?'. Salamo kemudian mengakui dan saat itu dimulailah hari-hari mengerikan dialami Salamo.

Geger Mike Tyson Pakai Jersey Juventus

Dia dipaksa bertarung dengan tahanan lain dan siapa yang dinyatakan kalah langsung dieksekusi mati. Dengan cara ditembak atau disiksa terlebih dahulu. Mau tidak mau Salamo harus memenangkan pertarungan demi nyawanya. 

Total selama hidup di kamp konsentrasi Nazi, salomo memenangkan 200 pertarungan dan 2 kali imbang. Hasil imbang itu didapat ketika Salamo sedang sakit. Tahun 1945, dia dipindahkan ke kamp lain sampai akhirnya sekutu datang dan membebaskannya. Di usia 86 tahun tepatnya tahun 2009 dia meninggal karena penyakit struk berkepanjangan.

Begitulah sepenggal kisah hidup miris Salamo, petinju perenggut 200 nyawa. Tahun 1989 dibuatkan film tentangnya dengan judul Salamo Triump of the Spirit.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya