Miris, Petinju Inggris dengan Rekor 51 Kalah Beruntun

Petinju Inggris, 'Rockin' Robin Deakin
Sumber :
  • The Mirror

VIVA Bola – Inggris, negara dengan segudang jagoan-jagoan tinju yang namanya mendunia. Sebut saja Tyson Fury hingga Lennox Lewis yang dikenal sebagai monster di atas ring tapi bagaimana dengan petinju Inggris terburuk?

Sejarah Tercipta Thomas Cup dan Uber Cup, Sempat Tertunda Gegara Perang Dunia II

Nama Robin Deakin nampaknya melekat pada predikat petinju terburuk dalam sejarah tinju Inggris. Bagaimana tidak, 51 kekalahan beruntun dalam karier bertinju yang sampai membuat ijin bertarungnya dicabut oleh dewan tinju Britania. 

Tapi jangan menghakimi Deakin terlalu cepat. Petinju berusia 36 tahun tersebut melalui berbagai macam ujian berat untuk bisa berada dalam posisi ini. 

Range Rover EV Siap Meluncur, Fitur Berlimpah untuk Semua Medan Jalan

Deakin lahir dengan kelainan di bagian kakinya. Dia mengidap talipes equinovarus atau kaki pengkor yang memaksanya melakukan operasi puluhan kali untuk bisa berjalan normal. 

Dari situlah dia berkenalan dengan olahraga tinju. Awalnya tinju menjadi olahraga untuk melatih keseimbangan Deakin yang akhirnya ditekuni sebagai profesi. 

5 Negara Pemegang Hak Veto di PBB, Keputusan Internasional Ada di Tangan Mereka

Setelah menekuninya selama bertahun-tahun, Deakin percaya diri sehingga mantap meneruskannya dalam kompetisi amatir. "Saya menjalani operasi kaki sehingga menjadi lebih kuat. Dari pada menjadi orang yang pemalu, saya menjadi senang menjadi diri sendiri dan memiliki kepercayaan diri untuk melakukan olahraga tinju," kata Deakin, dilansir Sportsbible.

76 pertandingan amatir dilalui, hasilnya bisa dibilang mengesankan yaitu mendapat medali perak di kejuaraan amatir Limassol Cup di Cyprus dan melangkah ke semifinal ABC Championship kelas welter. 

Tahun 2006, Deakin memberanikan diri beralih ke tinju profesional. Awalnya dia mampu mengatasi Shaun Walton, lawan debutnya di tinju profesional. Deakin menang angka di London.

Sayang seribu sayang, kesialan menimpanya setelah itu. 51 pertandingan beruntun dijalani dan tak ada satupun meraih kemenangan, tercatat dari tahun 2007 hingga 2014.

Kondisi tersebut membuat Dewan Tinju Britania mencabut lisensi bertarungnya. Dengan alasan keselamatan Deakin. Namun Deakin tak mau menyerah, dia berusaha mendapatkan lisensinya lagi lalu berhasil.

"Saya memiliki ambisi untuk dikenal orang. Dikenal sebagai petinju yang kalah terus menerus? Tentu saja tidak. Dikenal sebagai petinju yang bisa melakukan apa yang orang lain bilang saya tidak bisa lakukan," kata Deakin.

"Saya kecanduan rasa sakit. Konyol, namun saya suka dengan orang lain hindari. Saya suka sakit, berada dalam momen asing kemudian mendapatkan kejadian buruk. Menang atau kalah bukan menjadi masalah," lanjut dia.

Tahun 2015 dunia dikejutkan dengan kemenangan Deakin. Itu jadi kemenangan keduanya sepanjang sejarah.

Petinju Latvia, Deniss Kornilovs menjadi korban, uniknya kemenangan itu didapat di tempat yang sama saat dia mendapat kemenangan di debutnya di tinju profesional. 

Kejadian emosional tertangkap kamera, Deakin meneteskan air mata. "Saya tidak tahu apakah ini karena merasa senang, seperti ada beban yang lepas dari pundakku," tambah dia. 

Ujiannya berlanjut, usai memutuskan pensiun dari dunia tinju profesional tahun 2018 ekonominya jatuh sehingga harus turun di pertarungan tinju jalanan tanpa sarung tangan. Empat laga dijalani dan tak ada satupun pertandingan yang dimenanginya. 

Beruntung dia bisa keluar dari dunia tersebut dan kembali ke dunia tinju meski tetap menelan kekalahan. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya