- www.bt.dk
VIVA – Sejumlah regulasi baru BWF yang ditetapkan mulai awal tahun 2018 kini menuai banyak tanggapan. Reaksi itu juga datang dari Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabid Binpres) PP PBSI, Susy Susanti.
Menurut Susy, ada tiga aturan baru yang dipandangnya dapat memberatkan pemain. Hal tersebut bahkan sempat membuat legenda tunggal putri Merah Putih itu merasa ironis dengan deretan kebijakan anyar BWF.
Dan salah satu peraturan yang menjadi sorotan utama Susy adalah kemungkinan perubahan sistem skor pertandingan dari reli poin 21 menjadi skor 11 poin dikali lima game.
Khusus untuk aturan skor, pemain dapat memenangi game pada poin 11. Jika terjadi angka imbang 14-14, kedudukan maksimalnya adalah 15-14.
Perpindahan sisi lapangan terjadi pada game kelima saat kedudukan angka 6. Meskipun belum diputuskan secara resmi, skor 11 x 5 kemungkinan disiapkan untuk Olimpiade Tokyo 2020 mendatang.
“Penerapan skor 11 untuk persiapan Olimpiade 2020 terlalu mepet. Perubahan skor akan memengaruhi permainan, pola main, program latihan dan sebagainya,” kata Susy seperti dikutip Badminton Indonesia.
“Perubahan skor 15 ke 21 saja empat sampai lima tahun penyesuaiannya. Sekarang, saat orang sudah menikmati permainan bulu tangkis poin 21, diubah lagi aturannya. Kami ingin tahu sebetulnya bulu tangkis mau dibawa ke mana?” tambah Susy.