PBSI Soroti Transparansi Sistem Pengundian All England 2018

Ilustrasi hasil undian turnamen bulutangkis internasional
Sumber :
  • PP PBSI

VIVA – Gelaran bergengsi All England Open 2018, siap bergulir pada Rabu 14 Maret 2018, di Barclaycard Arena, Birmingham, Inggris. Pada perhelatan All England tahun ini tidak diberlakukannya babak kualifikasi, sehingga langsung memainkan partai babak pertama.

Penghancur Praveen/Melati Juara German Open 2022, China Hancur Lebur

Dalam turnamen dengan total prize money US$1.000.000 tersebut, sebanyak 14 wakil Indonesia akan turut ambil bagian membidik gelar bergengsi tersebut. Namun, hasil undian kali ini tampaknya menjadi sorotan bagi PBSI terkait transparansi proses pengundian.

Baca juga: 7 Fakta Menarik Kiprah Indonesia di Pentas All England 

Tragis, Penghancur Raja Bulutangkis Gagal Juara German Open 2022

Hal ini diungkapakan Kapala Pelatih ganda putra PBSI, Herry Iman Pierngadi. Pria berjuluk coach Naga Api ini menyoroti hasil undian All England 2018, yang dinilai sangat merugikan bagi Indonesia.

Herry pun mengusulkan, agar sebaiknya proses pengundian dapat disiarkan secara langsung, sehingga terasa lebih adil dan transparan.

Tragis, Raja Bulutangkis Dunia Tersingkir dari German Open 2022

“Sangat disayangkan drawing-nya kurang menguntungkan untuk Indonesia. Masukan buat BWF, kalau turnamen penting seperti All England, ada baiknya proses drawing itu disiarkan langsung via live streaming atau ada saksi,” ungkap Herry dalam rilis resmi PBSI.

Baca juga: Jadwal Wakil Indonesia di Babak Pertama All England 2018

“Misalnya seperti di beregu, drawing manual dan bisa dilihat semua orang. Jadi, kalau draw-nya sudah begitu dan masih ketemu sesama Indonesia, ya namanya nasib. Kalau pun drawing menggunakan komputer, ada baiknya bisa disaksikan, kan jauh lebih fair. Ini menurut pemikiran saya,” tambahnya.

Hasil undian memang kurang menguntungkan bagi ganda putra Indonesia, karena sudah bisa dipastikan dua wakil langsung tersingkir sebelum mencapai babak perempat final turnamen tertua di dunia tersebut. 

Marcus/Kevin langsung bertemu Angga Pratama/Rian Agung Saputro pada babak pertama, dan pemenang laga ini pun bisa langsung bertemu Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto jika menang atas ganda Malaysia, Ong Yew Sin/Teo Ee Yi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya