Tim Bulutangkis Indonesia Ajukan Keluhan Aturan Baru Servis

Ganda putri Indonesia, Greysia Polii/Rizki Amelia Pradipta
Sumber :
  • Twitter/@INABadminton

VIVA - Tim bulutangkis Indonesia secara resmi menyampaikan keluhan perihal aturan batas tinggi servis yang harus 115 cm karena dinilai merugikan pemain. Hal ini disampaikan PBSI lewat perwakilannya dalam manager meeting All England 2018 di Birmingham, Inggris.

Penghancur Praveen/Melati Juara German Open 2022, China Hancur Lebur

Dalam kesempatan ini, kritik yang disampaikan tim Indonesia, mendapat dukungan dari negara-negara lainnya. Sebab, aturan batasan tinggi servis ini mulai diberlakukan di German Open 2018 BWF World Tour Super 300, pada pekan lalu.

Sejumlah pemain Indonesia sendiri merasa dirugikan akibat servis mereka dinyatakan fault, bahkan ada yang lebih dari sepuluh kali dalam satu game.  Ini tentunya memberikan pengaruh pada penampilan sang pemain.

Tragis, Penghancur Raja Bulutangkis Gagal Juara German Open 2022

Belum lagi, tak adanya infrastruktur yang memadai, semua penilaian tergantung pada sudut pandang hakim servis. Tak ada sensor khusus atau kamera untuk menampilkan ulang servis tersebut, seperti layaknya teknologi hawk eye.

“Ada dua hal yang kami sampaikan. Pertama, aturan ini rasanya jadi aneh karena tidak ada konsistensi. Contohnya, ada yang dari babak awal tidak di-fault, tiba-tiba di final di-fault sampai lima kali. Kalau memang salah, harusnya dari awal,” kata Sekretaris Jendral PP PBSI, Achmad Budiharto, di situs resmi PBSI.

Tragis, Raja Bulutangkis Dunia Tersingkir dari German Open 2022

“Kedua, beberapa pemain kelas dunia, bisa sampai kena fault servisnya lebih dari lima kali. Pasti ini ada yang salah. Tindakan kami didukung oleh tim negara lain yang mereka juga mengalami hal yang sama. Ini sekadar masukan, yang sudah lewat di German Open ya sudah, kan tidak bisa diulang. Jadi, ini antisipasi untuk di All England, jangan sampai merugikan pemain,” tambahnya.

Lebih lanjut, Budiharto menyatakan ada beberapa negara juga yang mengusulkan adanya pemakaian teknologi seperti infra merah agar menghindarkan faktor bias.  Masukan ini sudah ditampung oleh penyelenggara turnamen, dan akan dijadikan bahan briefing di turnamen ini.

Pemain-pemain Indonesia memang banyak yang dinyatakan gagal melakukan servis selama bertanding di German Open 2018. Rizki Amelia Pradipta mengalami 11 kali fault di babak pertama, dan dua kali fault di babak kedua.

Gloria Emanuelle Widjaja servisnya dinyatakan terlalu tinggi sebanyak enam kali saat bertanding di babak pertama, sedangkan pemain ganda putri Anggia Shitta Awanda sebanyak dua kali di babak kedua.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya