- Badmintonindonesia.org
VIVA – Kapten tim Uber Indonesia, Greysia Polii ingin meraih hasil maksimal pada kejuaraan Thomas dan Uber di Thailand, 20-27 Mei mendatang. Greysia merupakan atlet yang sarat pengalaman di kejuaraan Uber.
Pada Piala Uber 2018 ini akan menjadi keikutsertaannya yang keenam kalinya. Greysia sudah memperkuat Indonesia di Piala Uber sejak 2004. Greysia berhasil meraih juara dua pada Uber 2008 di Jakarta. Kemudian, pada 2010 di Malaysia, Greysia meraih posisi tiga.
Spekulasi berkembang. Ini kemungkinan akan menjadi Piala Uber terakhir bagi atlet putri berusia 30 tahun itu. Namun, Greysia memiliki jawaban tersendiri.
"Saya tidak pernah bilang (Olimpiade 2020 tidak bisa main) bisa main bisa enggak. Saya tidak tahu juga ini Uber jadi yang terakhir atau tidak. Saya tidak bisa menjawab saat ini," kata Greysia dalam konferensi pers pelepasan tim Thomas dan Uber 2018 di Jakarta, Selasa, 8 Mei 2018.
Sementara itu, Greysia berharap tim Uber Indonesia akan memberikan yang terbaik. Greysia pun menyebutkan jika tantangan di tim putri cukup sulit. Peraih medali emas Asian Games 2014 Incheon ini melihat Jepang sebagai lawan terkuat, dengan kekuatan yang merata.
Namun demikian, Greysia menilai Jepang bukanlah tim sekuat China di masa kejayaan dan semua negara punya peluang sama di ajang nanti.
"Khusus putri menurut saya teknik dan fisik sudah siap. Saat ini yang perlu dijaga adalah emotional feeling. Namanya perempuan harus jaga perasaan, emosi dan pikirannya. Itu paling penting agar saat bertanding bisa all out," Greysia melanjutkan.
"Menurut saya, di tim putri saat ini kekuatan Jepang cukup merata. Tapi sekali lagi, tidak ada yang seperti China dulu. Semua lini susah dikalahkan, semua negara bisa saling mengalahkan, kita ada kelemahan dan kekuatan," ucapnya.
