- Badmintonindonesia.org
VIVA – Sektor ganda campuran selama ini kerap menjadi salah satu andalan PP PBSI untuk merengkuh gelar dalam sejumlah turnamen bergengsi. Dan tak ayal, duet Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir pun jadi tulang punggung selalu bisa mengukir torehan terbaiknya.
Namun seiring faktor usia yang tak muda lagi, performa Owi/Butet juga berangsur tak sedigdaya sebelumnya. Hal ini memaksa skuat Pelatnas Cipayung untuk segera memiliki pelapis ideal yang sepadan kapasitasnya dengan juara Olimpiade Rio 2016 itu.
Baca juga: Tontowi/Liliyana Ubah Gaya Bermain di Indonesia Open
Kini, dalam ajang Indonesia Open 2018 BWF World Tour Super 1000 akan jadi kesempatan bagi para ganda lain mensejajarkan diri untuk layak diandalkan di sektor yang di bawah tanggung jawab Richard Mainaky selaku Pelatih Kepala.
Sebagai turnamen kelas dunia, pemain-pemain terbaik akan turun di sini dan merupakan tantangan tersendiri bagi para wakil tuan rumah.
Pasangan Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti, Ricky Karanda Suwardi/Debby Susanto, Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja, akan behadapan dengan para unggulan di babak-babak awal.
"Hasil undian bagus untuk pemain pelapis, supaya mereka bisa menguji kemampuan mereka sejauh mana bertemu pemain level elite. Misalnya Hafiz/Gloria, apa bisa menang lagi dari pasangan Denmark? Persentase performa mereka ini yang akan dinilai," ungkap Richard Mainaky yang dilansir situs PBSI, Senin 2 Juli 2018.
"Main di kandang sendiri tidak menjadi beban buat tim kami. Tapi pasti ada rasa ingin memberikan yang terbaik, nah ini yang harus bisa dikontrol," jelas kakak kandung Rexy Mainaky itu.