Anthony Ginting, Raja China dan Kisah Pembunuh Raksasa Bulutangkis

Tunggal putra Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting.
Sumber :
  • BWF

VIVA – Dalam beberapa jam ke depan, Selasa, 6 November 2018, turnamen bulutangkis Fuzhou China Terbuka 2018, resmi digelar hingga lima hari ke depan.

Gugur di China Open 2023, Perut Rehan Naufal Disebut Tidak Ideal sebagai Atlet

Kontingen Indonesia sudah tiba di Fuzhou, sejak Senin, 5 November 2018, dalam dua gelombang kedatangan. Dari rombongan besar itu, semua pebulutangkis andalan tak ada yang tertinggal.

Turnamen ini yang digelar di Haixia Olympic Sports Center, Fuzhou, China, memang dikenal sebagai ajang paling angker bagi Indonesia.

Daftar Juara China Open 2023

Karena dalam empat tahun terakhir, tak ada seorang pun pebulutangkis Indonesia yang bisa juara di turnamen yang sebelumnya bernama China Masters itu.

Semua gelar juara disapu bersih pebulutangkis tuan rumah. Bahkan, juara dunia Lin Dan telah merebut 6 gelar juara di tunggal putra.

Raja Bulutangkis Dunia Ganas, Harapan Jojo ke Final China Open 2023 Pupus

Namun, di balik semua itu, yang paling menarik dinanti di turnamen berhadiah total 700.000 Dolar Amerika, ialah tentang penampilan juara tunggal putra di Changzou China Terbuka 2018 super 1000, Anthony Sinisuka Ginting.

Sebagai orang yang pernah berjaya di negeri Tirai Bambu itu, apakah Ginting mengulang kesuksesannya. Jika terwujud, maka otomatis Ginting telah menciptakan sejarah sebagai pebulutangkis Indonesia yang bisa merajai dua turnamen besar di China dalam setahun ini.

Kento Momota dan Anthony Sinisuka Ginting.

Bukan tidak mungkin sejarah itu bisa tercipta. Mengingat, saat menjuarai Changzou China Terbuka yang digelar pada 18 - 23 September 2018, Ginting berhasil menghabisi raksasa-raksasa tunggal putra dunia, hingga BWF menjulukinya sebangai Giant Killer.

Di babak I, Ginting menghajar Lin Dan dalam rubber game. Lalu di babak II Ginting mempecundangi pemain Denmark, Viktor Axelsen. Berlanjut ke perempat final, giliran Chen Long jadi korban keganasan Ginting.

Di semifinal, pemain Taiwan, Chou Tien Chen. Dan di partai puncak Ginting mempermalukan raja bulutangkis dunia asal Jepang, Kento Momota. Pemegang rangking 1 dunia itu secara mengejutkan kalah dalam dua gim langsung dengan poin 23-12 dan 21-19.

Tapi, yang perlu diingat, setelah berjaya di China, penampilan Ginting memburuk di tiga turnamen BWF lainnya. Di Korea Terbuka, Ginting hanya bisa sampai babak perempatfinal usai dikalahkan Chou Tien Chen.

Yang paling parah, di dua turnamen terakhir yakni di Denmark Terbuka dan Prancis Terbuka, Ginting kalah di babak I, oleh Kento Momota dan wakil Thailand, Kantaphon Wangcharoen.

Hanya saja, Ginting sedikit beruntung, karena dari hasil undian BWF, perjalanannya di Fuzhou China Terbuka tak begitu berat. Dia hanya berpotensi bertemu raksasa-raksasa dunia di partai perempatfinal, yakni melawan Chou Tien Chen.

Kejutan bisa saja tercipta di turnamen ini dan Ginting bisa menghabisi lagi para raksasa untuk bisa mengawinkan dua gelar raja di dua turnamen bergengsi di negeri panda itu. (ase)

Baca: Dua Racikan Ganda Campuran yang Bisa Gegerkan Bulutangkis Dunia

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya