Fakta Menarik Final Tur BWF, Dari Mitos Buruk Hingga Bertemu Jodoh

Ganda putra Indonesia, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan
Sumber :
  • instagram.com/king.chayra/

VIVA – Gelaran bergengsi BWF World Tour Finals 2018 tak lama lagi segera bergulir. Pentas yang memperebutkan total prize money senilai US$1.500.000 itu bakal berlangsung 12-16 Desember 2018 di Guangzhou, China.

2023 dan Catatan Terburuk Bulutangkis Indonesia

Sebelum berlabel World Tour Finals, turnamen penutup rangkaian tur papan atas BWF ini bernama Superseries Finals sejak pertama dihelat pada 2008 hingga 2017 lalu.

Dan edisi 2018 menjadi penyelenggaraan perdana dengan label BWF World Tour Finals dengan ditandai meningkatnya jumlah nominal uang hadiah, yang sebelumnya hanya US$1.000.000 pada era Superseries Finals.

Apriyani/Fadia Permalukan Ganda Putri China di Ranking Dunia

Sepanjang sejarah, ada beberapa fakta menarik menyertai gelaran yang sebelumnya pernah berlangsung sepuluh edisi tersebut.

Berikut deretan fakta dan catatan unik BWF Superseries Finals atau yang kini dikenal dengan label BWF World Tour Finals:

Fajar/Rian Dipecundangi Ganda Korsel di Ranking Dunia

1. Awalnya, ajang Superseries Finals pertama kali digelar pada 2007. Namun karena kurangnya sponsor yang mendukung ajang tersebut, maka perhelatan baru bisa berlangsung pada 2008 di Kota Kinabalu, Sabah, Malaysia pada 18-21 Desember.

2. Daya tarik terbesar turnamen ini tak lain adalah total uang hadiah yang mencapai US$1.000.000 pada era Superseries Finals dan US$1.500.000 di era World Tour Finals juga jumlah poin akumulasi BWF yang diperebutkan yakni 11.000 pada Superseries Finals dan 12.000 pada World Tour Finals.

3. Dari 10 kali edisi yang pernah berlangsung, kota Dubai di Uni Emirat Arab menjadi yang paling banyak menjadi tuan rumah yakni 4 edisi pada 2014 hingga 2017. Sedangkan Malaysia pernah tiga kali menghelat ajang tersebut yaitu pada 2008 di Kinabalu, 2009 di Johor Baru dan pada 2013 di Kuala Lumpur.

4. China masih menjadi pengoleksi torehan podium tertinggi terbanyak Superseries Finals dari wakil yang mereka kirim dengan total punya 17 gelar. Denmark memiliki 10 gelar, diikuti Malaysia 9 gelar, Jepang 5 gelar dan Indonesia 3 gelar.

5. Maestro tunggal putra Malaysia, Lee Chong Wei menjadi pemain dengan raihan gelar Superseries Finals terbanyak dengan 4 koleksi trofi. Sementara itu ganda putri dan campuran China, Wang Xiaoli/Yu Yang & Zhang Nan/Zhao Yunlei serta ganda putra gaek Denmark, Mathias Boe/Carsten Mogensen ketiganya sama-sama telah menyimpan 3 catatan gelar.

6. Pada 2009 saat dihelat di Johor Baru, Malaysia, gelar tunggal putra dan putri diraih sejoli Negeri Jiran yakni Lee Chong Wei dan Wong Mew Choo. Meski sebelumnya dikabarkan sempat putus saat turnamen Kejuaraan Dunia di Hyderabad, India pada bulan Agustus 2009, namun raihan gelar Superseries Finals pada Desember membawa Chong Wei dan Mew Choo kembali menjalin kasih dan menikah pada 2012 hingga kini dikaruniai dua buah hati.

7. Ada pula mitos "kutukan" yang menyertai ajang tersebut, para peraih medali emas Olimpade tak bisa menyandingkannya dengan gelar juara Superseries Finals dalam tahun yang bersamaan digelarnya Olimpade.

Hal ini terbukti pada gelaran pada 2012 dan 2016, dimana hanya tunggal putri China, Li Xuerui (2012) yang mampu menyandingkan medali emas Olimpiade dengan trofi juara Superseries Finals ditahun yang sama. (sat)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya