Final Ganas All England hingga Poin 30-29, Pernah Dialami Owi/Butet

Ganda campuran Indonesia, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir.
Sumber :
  • IG Liliyana Natsir.

VIVA – Final BWF World Tour Super 1000 All England Open 2021 di nomor tunggal putra berjalan sengit. Jagoan Malaysia, Lee Zii Jia menghadapi Viktor Axelsen di Utilita Arena Birmingham, Minggu 21 Maret 2021.

Ganda Kebahagiaan Jonatan Christie, Juara All England dan Dikaruniai Calon Anak Laki-laki

Lee Zii Jia berhasil menjadi juara usai mengalahkan Axelsen dalam pertarungan tiga gim. Sang raksasa asal Denmark itu pun gagal untuk mempertahankan gelarnya tahun lalu.

Duel Lee Zii Jia kontra Axelsen berjalan sengit di gim pertama. Bahkan, pemenang harus ditentukan hingga menyentuh poin 30.

Mengulik Sejarah Rudy Hartono, Sang Raja Tunggal Putra All England

Kejar-kejaran poin langsung terjadi sejak awal laga. Axelsen membuka poin pertama. Namun itu Lee juga memberikan perlawanan. Di interval pertama, Lee berhasil unggul 11-10.

Meet Rudy Hartono, the Indonesian Badminton Maestro

Usai jeda, poin silih berganti untuk kedua pebulutangkis. Lee sempat unggul tiga poin dalam kedudukan 19-16. Namun,  Axelsen bangkit menyamakan kedudukan.

Lee kembali mendapatkan poin untuk kembali memimpin 20-19. Tapi, usahanya untuk mengakhiri gim pertama dihalangi Axelsen yang memaksa deuce.

Duel semakin menegangkan dalam momen krusial ini. Kedua pebulutangkis masih berusaha saling menghancurkan.

Kejar-kejaran poin pun terjadi sampai 29-29.Dan, Lee berhasil menunjukkan keganasanya serta mengunci poin terakhir.

Duel sengit sampai menyentuh poin 30-29 juga pernah dialami oleh sejumlah pebulutangkis Indonesia. Salah satunya adalah duet fenomenal di nomor ganda campuran. Siapa lagi kalau bukan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir.

Namun, pertandingan ini bukan terjadi di partai final. Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir harus menjalani perang saudara dengan juniornya, Hafiz Faizal/Gloria Emanuele Widjaja di babak perempatfinal All England 2018.

Owi/Butet, sapaan akrab mereka, harus mengakui ketangguhan Hafiz/Gloria, mereka kalah dalam pertarungan tiga gim. Duel sengit terjadi di gim ketiga, setelah kedua pasangan saling berbalas di dua gim awal 18-21, 21-15.

Di gim ketiga, kedua pasangan saling kejar-kejaran poin. Owi/Butet sempat nyaris menang setelah mencapai match point 19-20.

Namun, kesempatan itu buyar usai Hafiz/Gloria mampu mengamankan angka dan memaksa deuce. Duel semakin menegangkan, skor imbang terjadi beberapa kali, yakni 26-26, 27-27, hingga 29-29.

Ganda campuran Indonesia, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir di Indonesia Open 2017

Photo :
  • Dok. PBSI

Di poin penentuan, smash keras Hafiz menyambut bola tanggung Owi gagal dihentikan oleh Butet. Alhasil, sang senior pun harus mengakui ketangguhan juniornya.

Kekalahan tersebut sekaligus memupus misi mereka meraih gelar All England keempat. Meski demikian, nama Owi/Butet akan ada dalam hati rakyat Indonesia.

Sebab, merekalah yang menjadi penawar dahaga gelar juara ganda campuran All England selama 33 tahun sejak Christian Hadinata dan Imelda Wiguna menjadi jawara pada 1979.

Owi/Butet meraih gelar pertama pada 11 Maret 2012. Kemudian mereka menggandakannya dua tahun berikutnya, 2013 dan 2014.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya